Inflasi, Warga Jerman Pikir-pikir Beli Kado Natal

Reporter

Tempo.co

Senin, 5 Desember 2022 10:00 WIB

Pengunjung mendatangi kios permen dalam malam pembukaan Pasar Natal tahunan di Gendarmenmarkt, Berlin, Jerman, 23 November 2015. Dalam Pasar Natal terdapat banyak stan penjual minuman, makanan, mainan, kerajinan tangan, dan juga pernak-pernik Natal. Sean Gallup/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei yang dilakukan Institute for New Social Answers (INSA) dan dipublikasi oleh surat kabar Bild pada Sabtu, 3 Desember 2022, mengungkap hampir satu pertiga warga Jerman tidak akan membeli kado natal pada tahun ini karena tingginya inflasi.

Menurut laporan INSA, ada 23 persen responden yang mengutarakan kalau mereka tidak akan membeli kado natal sama sekali. Sedangkan 22 persen responden menyatakan akan menggunakan uang tabungan untuk membeli kado natal. Ada tiga persen responden mengungkap akan nekat berutang demi bisa membeli sejumlah kado natal.

Baca juga: Divonis 3 Tahun 6 Bulan Bui, Azis Syamsuddin Pikir-pikir Ajukan Banding

Advertising
Advertising

Pengunjung memadati stan pengolahan wine dalam malam pembukaan Pasar Natal tahunan di Gendarmenmarkt, Berlin, Jerman, 23 November 2015. Sean Gallup/Getty Images

Secara keseluruhan, kurang dari separuh dari total responden yang mengutarakan mereka mampu membeli kado natal dengan uang sendiri. Sayangnya, INSA tidak mengungkap berapa jumlah responden yang mengikuti survei ini.

Bild dalam pemberitaannya menyebut berdasarkan data dari Idealo, yakni platform perbandingan harga yang menganalisis harga-harga lebih dari 120 item yang paling sering dijadikan kado natal, mengungkap biaya kado natal di Jerman pada tahun ini mengalami kenaikan sekitar 56 persen dibanding 2021.

Menurut data Federal Statistical Office (Destatis),inflasi tahunan Jerman pada Oktober 2022 mengalami kenaikan hingga menyentuh sebuah rekor tertinggi. Destatis masih belum mempublikasi data inflasi pada November 2022, yang diperkirakan angka inflasi masih di atas 10 persen.

Kenaikan harga barang-barang di Jerman dipicu oleh kenaikan harga energi. Saat ini suplai gas dari Rusia ke Jerman berkurang dan ada pula dampak sanksi negara-negara Barat ke Rusia buntut dari invasi Negeri Beruang Merah itu ke Ukraina.

Pada akhir bulan lalu, INSA melakukan survei yang berbeda. Dalam survei itu ditemukan kalau separuh responden yang merupakan warga negara Jerman berpandangan Berlin gagal mengatasi krisis energi. Ada sekitar 30 persen responden yang mengaku tidak mampu membayar tagihan energi pada beberapa bulan ke depan.

Sumber: RT.com

Baca juga: Tiap Tahun Chrissy Teigen Beri Kado Natal yang Sama untuk John Legend

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

4 jam lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

5 jam lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

17 jam lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

20 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

2 hari lalu

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

Borussia Dortmund mengumumkan, Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

2 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

3 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya