Rusia Raup Rp2.353 Triliun dari Ekspor Energi Pasca-Invasi ke Ukraina

Reporter

Tempo.co

Selasa, 6 September 2022 15:30 WIB

Logo perusahaan energi Rusia Gazprom terlihat di sebuah stasiun di Sofia, Bulgaria, 27 April 2022. REUTERS/Spasiyana Sergieva

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia telah meraup keuntungan US$158 miliar atau Rp2.352 triliun dalam ekspor energi selama enam bulan invasinya ke Ukraina. Dalam laporan yang dirilis Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) pada Selasa 6 September 2022, penjualan ke Uni Eropa menyumbang lebih dari setengah keuntungan.

Lembaga yang berbasis di Finlandia itu pun menyerukan sanksi yang lebih efektif terhadap Moskow setelah invasi tersebut membuat harga minyak, gas, dan batu bara melonjak. "Melonjaknya harga bahan bakar fosil berarti bahwa pendapatan Rusia saat ini jauh di atas tingkat tahun-tahun sebelumnya, meskipun ada pengurangan volume ekspor tahun ini," kata CREA seperti dilansir CNA.

Harga gas alam baru-baru ini mencapai rekor di Eropa karena Rusia menghentikan pasokan. Harga minyak mentah juga melonjak setelah invasi ke Ukraina, meskipun sejak itu harganya terus turun.

"Ekspor bahan bakar fosil telah menyumbang sekitar €43 miliar ke anggaran federal Rusia sejak awal invasi, membantu mendanai kejahatan perang di Ukraina," kata CREA. Angka-angka tersebut selama enam bulan setelah invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina.

Selama periode ini, CREA memperkirakan bahwa Uni Eropa adalah importir utama eksportir bahan bakar fosil Rusia, dengan nilai €85,1 miliar. China menyusul dengan €34,9 miliar dan Turki dengan €10,7 miliar.

Advertising
Advertising

Meski Uni Eropa telah menghentikan pembelian batu bara Rusia, blok ini hanya melarang minyak Rusia. Mereka juga tidak menerapkan batasan apa pun pada impor gas alam Rusia, karena sangat bergantung padanya.

CREA mengatakan larangan Uni Eropa atas impor batu bara Rusia telah efektif. Setelah larangan itu berlaku, ekspor batu bara Rusia turun ke level terendah sejak perang dimulai. "Rusia gagal menemukan pembeli lain untuk menggantikan penurunan permintaan UE," ujar CREA.

Selain menyerukan aturan dan penegakan yang lebih kuat mengenai ekspor minyak Rusia, CREA juga mendesak Uni Eropa dan Inggris menggunakan pengaruh mereka dalam pengiriman global.

"Uni Eropa harus melarang penggunaan kapal milik Eropa dan pelabuhan Eropa untuk pengiriman minyak Rusia ke negara ketiga. Sementara Inggris harus berhenti mengizinkan industri asuransinya untuk berpartisipasi dalam perdagangan ini," kata CREA.

Negara-negara G7 pada Jumat berjanji untuk memberlakukan batasan harga pada minyak mentah Rusia, sebuah langkah yang akan membuat Rusia kehilangan sebagian besar pendapatan yang sekarang diperolehnya dari ekspor minyaknya.

Amerika Serikat telah berdebat untuk pengenaan batas harga Rusia selama berbulan-bulan. Dengan alasan bahwa larangan Barat pada produk energi Rusia berkontribusi pada kenaikan harga yang membantu Moskow membiayai upaya perangnya.

Baca juga: G7 Beri Batas Atas Harga Minyak Rusia, Ini Reaksi Putin

CHANNEL NEWSASIA

Berita terkait

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

5 jam lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

1 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

1 hari lalu

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Pengamat energi UGM sebut pemerintah tegas terhadap larangan ekspor mineral mentah lain tapi lembek terhadap Freeport.

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

2 hari lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

3 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang

4 hari lalu

Jokowi Sebut Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang

Freeport beberapa kali menyuarakan harapan agar izin ekspor konsentrat tembaga tetap dibuka.

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

4 hari lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh pengacara bernama Andreas atas tuduhan tak lapor LHKPN secara benar.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

4 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

4 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

5 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya