Pembelian Batu Bara dari Cina ke Rusia Meningkat

Reporter

Tempo.co

Minggu, 21 Agustus 2022 16:00 WIB

Ilustrasi Ekspor Impor Non Migas. antaranews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Cina membeli 7,42 juta ton batu bara dari Rusia pada bulan lalu. Data General Administration of Customs pada Sabtu, 20 Agustus 2022, mengungkap itu adalah jumlah tertinggi sejak 2017.

Angka itu juga yang tertinggi saat Cina mengimpor 6,12 juta ton batu bara dari Rusia pada Juni 2022 dan 6.49 juta ton pada Juli 2021.

Negara-negara Barat mencoba menghindari belanja batu bara ke Rusia menyusul sanksi yang diberlakukan Uni Eropa agar tidak membeli batu bara Negeri Beruang Merah tersebut. Larangan Uni Eropa tersebut, berlaku mulai 11 Agustus 2022.

Advertising
Advertising

Embargo Uni Eropa tersebut ditujukan untuk mengurangi revenue Rusia di sektor energi. Embargo atau sanksi ini, juga bagian dari penolakan Eropa atas serangan militer Rusia ke Ukraina.

Larangan dari negara-negara Barat untuk tidak membeli komoditas dari Rusia, telah menciptakan sejumlah peluang bagi negara-negara Asia, khususnya India dan Cina untuk menambah jumlah pembelian batu bara milik Rusia, apalagi diberikan harga diskon.

Batu bara jenis thermal dengan 5.500 kilokalori dari Rusia pada akhir Juli 2022, dilaporkan dibandrol dengan harga sekitar USD 150 per ton. Sedangkan batu bara putih dengan 5.500 kilokalori diberi harga USD 210 per ton di pelabuhan Newcastle Australia.

Cina adalah konsumen batu bara Rusia terbesar. Pada tahun lalu, Negeri Tirai Bambu itu membeli lebih dari 50 juta ton komoditas tersebut seniai USD 7,4 miliar (Rp 110 triliun). Batu bara tersebut, dikirim lewat jalur kereta dan laut.

Rusia menyumbang sekitar 15 persen dari total impor batu bara Cina selama periode tersebut. Angka itu terbesar kedua setelah Cina juga mengimpor batu bara Indonesia.

Batu bara asal Indonesia yang diekspor ke Cina sebagian besar harganya lebih murah karena kualitasnya di bawah Rusia, yakni 3.800 kilokalori. Pada Juli 2022, Cina membeli 11,7 juta ton batu bara dari Indonesia atau naik 22 persen dari bulan sebelumnya, namun turun 40 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Sementara itu, berdasarkan data bea cukai Cina, negara itu tidak melakukan pembelian batu bara dari Australia pada akhir bulan lalu.

Sumber: RT.com

Baca juga: Greenpeace Khawatir RI Tak Mampu Capai Target Emisi Nol Persen karena PLTU Baru

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

27 menit lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

4 jam lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

5 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

9 jam lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

9 jam lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

19 jam lalu

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan bakal menegakkan aturan soal pelaku usaha jasa titip atau jastip yang berbelanja barang titipan orang lain dari luar negeri. Ia meminta agar Bea Cukai menertibkan pelaku usaha jastip yang masih bandel terhadap aturan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

20 jam lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

21 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

21 jam lalu

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

23 jam lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya