Iran Merespon Soal Penikaman Salman Rushdie: Diserang karena Hina Islam
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 15 Agustus 2022 16:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Iran merespon serangan terhadap penulis novel Ayat-ayat Setan, Salman Rushdie. Menurut Kementerian Luar Negeri Iran, Salman Rushdie dan para pendukungnya adalah satu-satunya pihak yang harus disalahkan atas serangan pada Jumat pekan lalu itu.
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani, kebebasan berbicara tak bisa membenarkan penghinaan Salman Rushdie terhadap agama Islam dalam tulisannya.
"Salman Rushdie mengekspos dirinya pada kemarahan rakyat dengan menghina kesucian Islam dan melintasi garis merah 1,5 miliar Muslim," kata Kanaani.
"Selama serangan terhadap Salman Rushdie, kami tidak menganggap siapa pun selain dirinya dan pendukungnya layak untuk dicela dan dikutuk. Tidak ada yang berhak menuduh Iran dalam hal ini."
Dia mengatakan Iran tidak memiliki informasi lain tentang penyerang Rushdie kecuali apa yang muncul di media.
Pada 1989, pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa, atau dekrit, menyerukan umat Islam untuk membunuh novelis dan siapa saja yang terlibat dalam penerbitan buku Ayat-ayat Setan atau The Satanic Verses karya Salman Rushdie itu. Namun pada 1998, Iran tidak lagi mendukung fatwa tersebut. Beberapa tahun terakhir, Salman Rushdie lebih terbuka.
Buku karya Salman Rushdie itu dinilai oleh sejumlah Muslim mengandung bagian-bagian yang menghujat Islam. Salman Rushdie ditikam berulang kali saat tampil di hadapan publik di negara bagian New York pada Jumat lalu. Keluarganya menyatakan Salman Rushdie mulai pulih dan tak memakai alat bantu ventilator lagi.
Terdakwa penyerang Salman Rushdie adalah Hadi Matar. Ia mengaku tidak bersalah atas tindakannya itu. Pernyataan tidak bersalah itu dikemukakan Hadi Matar dalam pengadilan pada Sabtu, 13 Agustus 2022, kata pengacara yang ditunjuk pengadilan, Nathaniel Barone, seperti dikutip Reuters.
Hadi Matar, 24 tahun, berasal dari Fairview, New Jersey. Berdasarkan unggahan di akun media sosialnya, dia tampak bersimpati pada gerakan Syiah dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, meskipun tidak ada hubungan pasti yang ditemukan, menurut NBC New York.
Baca: Salman Rushdie Ditusuk di New York, Ini Fakta-faktanya
REUTERS