Kamar Dagang Malaysia: TKI Sangat Diperlukan di Konstruksi dan Perkebunan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 16 Juli 2022 13:19 WIB

Massa yang tergabung dalam Koalisi Buruh Migran Berdaulat dan organisasi keagamaan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Malaysia, Jakarta Selatan, Jumat, 24 Juni 2022. Dalam aksi tersebut mereka menuntut pemerintah Malaysia untuk memenuhi kebutuhan dan hak pekerja migran Indonesia di Malaysia. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri Malaysia (MICCI) mendesak Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Sumber Daya Manusia bekerja lebih keras dalam menyelesaikan masalah ketenagakerjaan, setelah Indonesia membekukan sementara pengiriman tenaga kerja ke negeri itu.

"Industri sedang pulih dan memenuhi permintaan. Tenaga kerja asing dari Indonesia sangat dibutuhkan terutama di sektor konstruksi dan perkebunan," kata Direktur Eksekutif MICCI, Shaun Cheah, kepada FMT, Jumat, 15 Juli 2022.

Keputusan Jakarta diambil menyusul pelanggaran yang dilakukan Imigrasi Malaysia terhadapan MoU perekrutan asisten rumah tangga asal Indonesia.

dalam Republik baru-baru ini mengutip pelanggaran perjanjian perekrutan yang ditandatangani oleh Jakarta dan Putrajaya sebagai penyebab penerapan sanksi sementara.

Menurut Dubes RI Hermono, Imigrasi Malaysia masih menggunakan Sistem Maid Online (SMO) yang memungkinkan pekerja Indoinesia masuk sebagai turis dan mengajukan permohonan izin kerja di sana. Hal ini yang menyebabkan banyak pelanggaran upah dan jam kerja, sehingga dalam MoU disepakati digunakan sistem satu kanal (one channel system).

Advertising
Advertising

Cheah menekankan bahwa masalah kekurangan tenaga kerja domestik sangat penting dan berdampak buruk pada pendapatan negara, meskipun ada permintaan ekspor.

"Pemerintah tampaknya fokus pada pemeriksaan pajak yang agresif dan menciptakan sumber pajak tidak langsung yang inovatif, daripada memastikan sektor ekspor dan pariwisata menghasilkan pendapatan yang sesuai," katanya.

Sementara itu, presiden Asosiasi Agen Tenaga Kerja Malaysia Foo Yong Hooi mengatakan pembekuan itu diperkirakan akan berlanjut selama Departemen Imigrasi menggunakan MOS.

“Duta besar Indonesia menginformasikan hal itu kepada empat asosiasi agen tenaga kerja dalam pertemuan beberapa bulan lalu. Dia memperingatkan kami bahwa lembaga swasta yang ditemukan menggunakan MOS akan dilarang menerima akreditasi. ”

Foo mengatakan pembekuan akan mempengaruhi semua sektor dan pihak yang terlibat, terutama agen tenaga kerja swasta dan pembantu rumah tangga.

"Ini tidak adil. Seharusnya Indonesia membiarkan sektor manufaktur dan perkebunan menyerap tenaga kerja karena masalah MOS tidak melibatkan sektor formal.”

Pemerintah Indonesia membekukan pengiriman semua jenis tenaga kerja sampai masalah pekerja domestik yang tertuang dalam MoU diselesaikan.

Dia mengatakan Kabinet harus membahas dan menyelesaikan masalah MOS sesegera mungkin.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Hamzah Zainudin saat mengomentari keputusan Indonesia mengatakan tenaga kerja masih bisa direkrut dari negara lain, termasuk Bangladesh.

Perkebunan sawit butuh 80 Ribu Pekerja

Keputusan Indonesia untuk membekukan sementara pengiriman tenaga kerja ke Malaysia akan memperburuk situasi di negara itu karena perkebunan kelapa sawit memasuki periode puncak produksi musiman dari Agustus hingga Oktober.

Menurut Asosiasi Minyak Sawit Malaysia, sektor ini membutuhkan sekitar 80.000 pekerja pada akhir tahun lalu.

Analis Sathia Varqa dari Palm Oil Analytics mengatakan kepada FMT, sektor perkebunan akan berjuang dengan panen mereka mengharapkan pekerja Indonesia tiba sebelum musim puncak.

Tapi, katanya, industri "tidak terkejut" dengan perkembangan terakhir.

“Tidak ada pengaturan kelembagaan terkoordinasi yang jelas, yang dapat disepakati oleh kedua negara. Dengan empat menteri dalam empat tahun, bagaimana mereka bisa memprioritaskan masalah kebijakan atau berkonsultasi dengan rekan-rekan mereka?” katanya.

Dia mengatakan Malaysia tidak memiliki roadmap jangka panjang untuk memungkinkan industri mengurangi ketergantungannya pada tenaga kerja asing, seperti melalui mekanisasi industri.

“Pemerintah perlu menciptakan ekosistem untuk memastikan bahwa perusahaan rintisan terlibat dalam mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja yang sedang berlangsung di berbagai industri. Ada sumber daya dan ahli di Malaysia untuk melakukan itu, Anda hanya perlu menggunakannya.”

Direktur Jenderal Dewan Minyak Sawit Malaysia Ahmad Parveez Ghulam Kadir mengatakan, saat ini adalah harapan bagi industri untuk pulih setelah dua tahun tergabggu pandemi.

“Kami berharap para pekerja akhirnya bisa datang setelah sekian lama, tetapi masalah demi masalah muncul. Situasi ini perlu diperbaiki oleh kementerian terkait atau Malaysia akan menderita kerugian besar.”

Dia sependapat dengan Sathia bahwa ketergantungan industri pada tenaga kerja asing dapat diselesaikan melalui mekanisasi.

Free Malaysia Today

Berita terkait

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

3 jam lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

1 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

2 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

4 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

5 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

6 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

7 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

7 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

7 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya