Iran Tangkap Warga Inggris Atas Tuduhan Mata-mata
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 7 Juli 2022 15:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Iran menangkap seorang warga Inggris dengan tuduhan melakukan kegiatan spionase. "Badan intelijen Pengawal Revolusi Iran mengidentifikasi dan menangkap diplomat dari kedutaan asing yang memata-matai Iran," kata kantor berita Fars dan televisi pemerintah.
Televisi pemerintah melaporkan bahwa warga Inggris, yang diidentifikasi sebagai Giles Whitaker, diusir dari wilayah tempat ditangkapnya para diplomat. Belum jelas siapa saja diplomat asing yang telah ditangkap.
Diplomat Inggris itu dituduh melakukan operasi intelijen di daerah-daerah di mana manuver militer dilakukan. Video menunjukkan gambar seorang pria yang disebut sebagai Giles Whitaker berbicara di sebuah ruangan. Whitaker telah menjadi wakil kepala misi ke Teheran sejak 2018.
Seorang jurnalis TV pemerintah mengatakan diplomat itu termasuk di antara mereka yang pergi ke gurun Shahdad bersama keluarganya sebagai turis. Gurun Shahdad berada di sebuah daerah di Iran tengah.
"Seperti yang ditunjukkan gambar, orang ini mengambil foto di area terlarang di mana pada saat yang sama latihan militer sedang berlangsung," kata penyiar.
Whitaker diusir dari daerah itu setelah meminta maaf, menurut TV pemerintah. Berita itu muncul di tengah ketegangan ketika Iran dan kekuatan dunia berjuang menyepakati kembalinya kesepakatan nuklir pada 2015.
Selain Whitaker, Iran disebut menangkap sejumlah warga negara dari Eropa. Kabar penangkapan Whitaker muncul ketika parlemen Belgia pada Rabu menyetujui perjanjian pertukaran tahanan yang kontroversial dengan Iran.
Menteri Kehakiman Belgia Vincent Van Quickenborne hari Selasa mengatakan kepada anggota parlemen bahwa bila perjanjian itu tidak diadopsi, maka ancaman terhadap kepentingan Belgia dan warga negaranya akan meningkat. Menurut Quickenborne kepada anggota parlemen, seorang pekerja bantuan kemanusiaan Belgia ditangkap di Iran pada 24 Februari dan telah ditahan sejak itu. Anggota parlemen dan keluarga pria Belgia mengidentifikasi dia sebagai Olivier Vandecasteele, 41.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan media di Iran mengatakan tampaknya ini adalah kasus lain dari penyanderaan Teheran untuk ditukar dengan orang-orang Iran yang dipenjara di Barat. Beberapa yang ditahan adalah seorang akademisi Swedia yang juga berkewarganegaraan Iran, Ahmadreza Djalali. Ia mengajar di sebuah universitas di Brussels. Iran menuduh Djalali melakukan spionase dan telah menjatuhkan hukuman mati.
Belgia tahun lalu menghukum dan memenjarakan seorang diplomat Iran selama 20 tahun karena merencanakan serangan bom di luar Paris pada 2018. Rabu lalu, Iran menuduh pasangan Prancis yang ditahan pada Mei saat sedang berlibur diduga merusak keamanan negara itu.
Pejabat serikat guru Prancis Cecile Kohler dan rekannya Jacques Paris ditangkap pada awal Mei saat sedang berlibur Paskah di republik Islam itu. Mereka dituduh oleh pihak berwenang berusaha memicu protes buruh.
Iran menuduh pasangan itu memasuki negara tersebut untuk menyebabkan kekacauan di masyarakat. Sementara pemerintah Prancis mengutuk penangkapan tersebut sebagai tidak berdasar dan menuntut pembebasan mereka.
Bulan lalu Amnesty International meminta pemerintah Inggris menyelidiki penahanan warga negara ganda Nazanin Zaghari-Ratcliffe selama enam tahun di Iran. Zaghari-Ratcliffe, 43, yang pertama kali ditahan di Iran pada 2016, kembali ke Inggris pada Maret bersama sesama warga negara ganda Anoosheh Ashoori. Mereka dibebaskan setelah Inggris setuju membayar utang jangka panjang ke Teheran.
Baca: Iran Ingin Masuk BRICS, Rusia: Bukti Barat Gagal Mengisolasi Moskow
NDTV