Batalkan Aturan New York, MA AS: Semua Warga Boleh Bawa Senjata Api di Tempat Umum
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Jumat, 24 Juni 2022 09:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Agung Amerika Serikat membatalkan undang-undang Negara Bagian New York yang membatasi senjata api di tempat umum. “Konstitusi melindungi hak individu untuk membawa senjata api untuk membela diri di luar rumah,” tulis Hakim Agung Clarence Thomas, pada Kamis waktu setempat seperti dilansir Reuters.
Putusan 6-3, dengan hakim konservatif sebagai mayoritas di MA, menjadi keputusan senjata api besar pertama mahkamah AS dalam lebih dari satu dekade. Aturan yang dipermasalahkan MA AS adalah undang-undang New York, yang diberlakukan sejak 1913.
Dalam aturan di New York, orang harus menunjukkan kebutuhan khusus untuk membawa senjata agar mendapatkan lisensi untuk membawa senjata api di depan umum. Aturan ini menurut mahkamah melanggar hak seseorang untuk "menyimpan dan membawa senjata" di bawah Amandemen Kedua Konstitusi AS.
“Pembatasan New York tidak konstitusional karena mencegah warga negara yang taat hukum dengan kebutuhan pertahanan diri biasa untuk menggunakan hak mereka untuk menyimpan dan membawa senjata," tulis Thomas.
Putusan itu menuai kritik karena dinilai dapat merusak pembatasan serupa di negara bagian lain seperti di California, Hawaii, Maryland, Massachusetts, New Jersey dan Rhode Island. Putusan itu juga membahayakan aturan pembatasan senjata api negara bagian dan lokal lainnya secara nasional.
Hak kepemilikan senjata, yang dijunjung tinggi oleh banyak orang Amerika dan dijanjikan oleh para pendiri negara itu pada abad ke-18, adalah masalah yang hingga kini terus diperdebatkan. Amerika Serikat menjadi negara maju dengan tingkat kekerasan senjata api tertinggi, termasuk sejumlah penembakan massal.
Presiden Joe Biden, yang menyebut kekerasan senjata api sebagai rasa malu nasional, mengutuk keputusan itu.
"Keputusan ini bertentangan dengan akal sehat dan Konstitusi, dan seharusnya sangat menyusahkan kita semua," kata Biden. "Setelah serangan mengerikan di Buffalo dan Uvalde, serta tindakan kekerasan senjata api setiap hari yang tidak menjadi berita utama nasional, kita harus berbuat lebih banyak sebagai masyarakat - tidak kurang - untuk melindungi sesama Amerika kita."
Gubernur New York Kathy Hochul mengatakan keputusan itu datang pada saat yang sangat menyakitkan, ketika New York masih berduka atas kematian 10 orang dalam penembakan massal di sebuah supermarket di Buffalo. “Keputusan ini bukan hanya sembrono. Ini tercela. Bukan itu yang diinginkan warga New York," katanya.
Hakim Liberal Stephen Breyer menulis dalam perbedaan pendapat bahwa mahkamah telah memperluas hak senjata tanpa bergulat dengan "sifat atau keparahan" kekerasan senjata api di negara di mana ada lebih banyak senjata per orang daripada negara lain.
"Saya khawatir interpretasi pengadilan mengabaikan bahaya signifikan ini dan membuat negara bagian tidak memiliki kemampuan untuk mengatasinya," tulis Breyer. “Sejak awal tahun ini saja (2022), sudah ada 277 penembakan massal yang dilaporkan—rata-rata lebih dari satu per hari.”
Amerika Serikat telah mengalami ratusan kematian akibat puluhan penembakan massal dalam beberapa tahun terakhir. Hanya dalam beberapa pekan terakhir, 19 anak dan dua guru tewas pada 24 Mei di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas, dan 10 orang dibunuh pada 14 Mei di sebuah toko kelontong di Buffalo, New York.
Baca juga: Puluhan Ribu Warga Unjuk Rasa di Washington Minta Aturan Senjata Diperketat
SUMBER: REUTERS | FRANCE24