Harga BBM di Amerika Serikat Rp16.000 per Liter, Tertinggi Sejak 2008
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Sabtu, 11 Juni 2022 17:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga bensin di Amerika Serikat melambung dengan rata-rata lebih dari $5 per galon (sekitar Rp16.000 per liter) untuk pertama kalinya pada hari Sabtu, 11 Juni 2022.
Kenaikan harga BBM ini mendorong kenaikan inflasi. Harga rata-rata nasional untuk bensin biasa tanpa timbal naik menjadi $5,004 per galon pada 11 Juni dari $4,986 sehari sebelumnya, data Asosiasi Automobil Amerika AAA menunjukkan.
Harga bensin yang tinggi memusingkan Presiden Joe Biden dan anggota Kongres Demokrat karena mereka berjuang untuk mempertahankan kendali tipis mereka di Kongres dengan pemilihan paruh waktu yang akan datang pada bulan November.
Biden melakukan banyak kebijakan untuk mencoba menurunkan harga, termasuk rekor rilis barel dari cadangan strategis AS, pengabaian aturan untuk memproduksi bensin musim panas, dan bersandar pada negara-negara OPEC utama untuk meningkatkan produksi.
Namun harga bahan bakar telah melonjak di seluruh dunia karena kombinasi permintaan yang meningkat, sanksi terhadap produsen minyak Rusia setelah invasi ke Ukraina dan tekanan pada kapasitas penyulingan.
Perjalanan darat AS, bagaimanapun, tetap relatif kuat, hanya turun sedikit di bawah tingkat pra-pandemi, bahkan ketika harga telah naik.
Namun, para ekonom memperkirakan permintaan mungkin mulai menurun jika harga tetap di atas $5 per barel untuk periode lama.
"Tingkat $5 adalah kenaikan sangat tinggi yang akan menurunkan permintaan bensin," kata Reid L'Anson, ekonom senior di Kpler.
Menyesuaikan dengan inflasi, rata-rata bensin AS masih sekitar 8% di bawah tertinggi Juni 2008 sekitar $5,41 per galon, menurut angka Departemen Energi AS.
Belanja konsumen sejauh ini tetap tinggi bahkan dengan inflasi yang berjalan pada level tertinggi dalam lebih dari empat dekade, dengan neraca rumah tangga ditopang oleh program bantuan pandemi dan pasar kerja yang ketat hingga memicu kenaikan upah, terutama bagi pekerja berpenghasilan rendah.
Produk bensin yang dipasok 9,2 juta barel per hari pekan lalu, menurut Administrasi Informasi Energi AS, secara luas sejalan dengan rata-rata musiman lima tahun.
Tingginya harga membuat perusahaan minyak dan gas besar, seperti Chevron, BP dan Exxon membukukan keuntungan besar.