TEMPO.CO, Jakarta -Keluarga yang berduka akan mulai mengadakan pemakaman pertama untuk korban penembakan massal Texas pada Selasa 31 Mei 2022, sepekan setelah serangan terburuk dalam sejarah Amerika Serikat di sekolah dasar menewaskan 19 anak rata-rata berusia 10 tahun dan dua guru.

Hari-hari pertama kemarahan dan kesedihan atas tragedi yang tidak masuk akal, yang diperparah oleh kesalahan besar yang dilakukan oleh penegak hukum Texas, digantikan oleh masa berkabung yang sulit.

Para pelayat menghadiri acara buka peti jenazah di Kota Uvalde pada Senin waktu setempat bagi beberapa korban anak-anak. Mereka adalah korban yang ditembak mati oleh Salvador Ramos, remaja berusia 18 tahun yang kemudian dibunuh oleh polisi.

Di salah satu rumah duka –– tepat di seberang Sekolah Dasar Robb lokasi penembakan terjadi –– teman, keluarga, dan warga Amerika Serikat lainnya, menghadiri kunjungan peti mati untuk korban berusia 10 tahun, Amerie Jo Garza. Gambar gadis muda menghiasi ruangan itu.

Esther Rubio, yang menggambarkan pemandangan itu sebagai "sangat muram," datang dari San Antonio bersama suaminya. "Saya tidak tahu harus berkata apa lagi, karena tidak ada kata-kata untuk menggambarkannya," katanya.

Sementara keluarga bocah laki-laki berusia 10 tahun, Jayce Luevanos, tidak tahu harus berbuat apa lagi, kata paman bocah itu dalam sebuah wawancara singkat. "Dengan pemakaman semakin dekat dan dekat, kondisi semakin sulit bagi keluarga," kata sang paman, yang berbicara dengan syarat anonim.

Pemakaman pertama Uvalde dijadwalkan pada Selasa, dengan yang lain dijadwalkan hingga pertengahan Juni. Banyaknya jumlah korban, banyak dengan luka yang mengerikan, telah membuat dua rumah duka di kota itu beralih ke pembalseman dan meminta bantuan dari petugas pemakaman di seluruh Texas.

The Washington Post melaporkan kepala Asosiasi Direktur Pemakaman Texas membawa pelatih pemakaman tambahan bersama dengan petugas pemakaman lainnya - beberapa ahli dalam seni rekonstruksi wajah - untuk membantui di Uvalde.

Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan seorang donor anonim telah menjanjikan US$175.000 untuk membantu menutupi biaya pemakaman para korban penembakan massal.

Baca juga: Aparat Lambat Bekuk Pelaku Penembakan di Texas, Polisi: Ini Keputusan yang Salah

SUMBER: TRT WORLD