Malala Kepikiran Nasib Perempuan Afghanistan

Reporter

Tempo.co

Selasa, 10 Mei 2022 16:00 WIB

Malala dihormati di banyak bagian dunia, terutama di negara-negara Barat, karena keberanian pribadinya dan kefasihannya dalam mengadvokasi hak-hak anak perempuan dan perempuan. Di Pakistan, aktivitasnya telah memecah opini publik. Christophe Petit Tesson/Pool via REUTERS/File Photo/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemenang Nobel bidang perdamaian asal Pakistan Malala Yousafzai mengutarakan kekhawatirannya terhadap perempuan di Afghanistan setelah kelompok radikal Taliban mengeluarkan dekrit bahwa menggunakan jilbab wajib bagi perempuan Afghanistan.

Taliban ingin menghapus perempuan dari seluruh sektor kehidupan publik di Afghanistan, mereka ingin perempuan tidak bersekolah dan bekerja, menyangkal kemampuan mereka (perempuan) untuk melakukan perjalanan tanpa didampingi laki-laki dan memaksa perempuan untuk sepenuhnya menutupi wajah serta tubuh mereka,” kata Malala.

Dua perempuan beraktivitas di dalam gua di Provinsi Bamyan, Afganistan, 4 Desember 2019. Ratusan keluarga di wilayah tersebut memilih gua sebagai tempat tinggal. Xinhua/Noor Azizi

Advertising
Advertising

Malala pun mendesak para pemimpin dunia agar melakukan langkah serentak demi menghentikan tindakan Taliban yang telah melanggar HAM jutaan perempuan dan anak-anak perempuan.

“Kita tidak boleh melupakan perempuan Afghanistan karena Taliba terus melanggar janji-janji mereka. Bahkan sekarang, perempuan berunjuk rasa untuk memperjuangkan HAM dan martabat mereka. Kita semua, khususnya mereka dari negara-negara Muslim, harus berdiri bersama kita,” kata Malala.

Sebelumnya pada Minggu, 8 Mei 2022, Kepala PBB Antonio Guterres mengutarakan kekhawatirannya atas keputusan Taliban baru-baru ini bahwa perempuan Afghanistan harus menutup tubuh mereka dari ujung kepala hingga ujung kaki (pakai buerqa). Keputusan ini mengundang kecaman dari para pengawas HAM.

Utusan khusus PBB untuk Afghanistan Richard Bennett mengkonfirmasi Taliban telah mengeluarkan perintah perempuan wajib menutup tubuh mereka (pakai burqa). Mereka tidak boleh ke sekolah, melakukan perjalanan, bekerja dan aktvitas umum lainnya.

“Selangkah demi selangkah Taliban sedang melenyapkan HAM perempuan dengan dekrit terbaru yang mewajibkan perempuan menutup wajah mereka, memperparah kesenjangan di bidang pendidikan, melakukan perjalanan, bekerja dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Harus ada konsekuensi bagi pelanggaran HAM ini. Waktunya bagi dunia internasional untuk mengambil tindakan,” kata Bennett

Sumber: NDTV

Baca juga: Mahfud Md Jelaskan Pemerintah Tak Kepikiran Terapkan Darurat Sipil di Papua

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

5 jam lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, bekerjasama dengan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) untuk meningkatkan edukasi politik bagi perempuan.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

1 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

3 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

3 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

6 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

8 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

9 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

10 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

11 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

11 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya