TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Mali yang dikudeta Ibrahim Boubacar Keita meninggal dalam usia 76 tahun. kematiannya dikonfirmasi oleh mantan Menteri Kehakiman Mali dan mantan penasehatnya pada Minggu, 16 Januari 2022.

Penyebab kematian Keita tidak diketahui dengan jelas. Mantan penasehat Keita mengatakan dia meninggal di rumahnya di Ibu Kota Bamako, Mali.

“Presiden IBK (Ibrahim Boubacar Keita) meninggal pagi ini pada pukul 9 di rumahnya di Bamako,” kata salah seorang anggota keluarga Keita. Pernyataan ini dikonfirmasi pula oleh anggota keluarga Keita yang lain. Namun penyebab kematiannya tidak spesifik.

Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita. Wikimedia.org

Keita atau yang akrab disapa IBK, memimpin Mali mulai September 2013 dampai Agustus 2020. Pemerintahannya menghadapi turbulensi oleh pemberontak bersenjata, yang mengambil alih wilayah tengah dan utara Mali, yang luas.

Pemberontakan ini menggerus popularitasnya. Keita dipaksa meninggalkan jabatan sebagai orang nomor satu di Mali lewat sebuah kudeta militer setelah gelombang unjuk rasa anti-pemerintah selama berbulan-bulan.

Setelah Keita terdongkel dari posisinya, Mali pada Mei 2021 kembali diguncang kudeta. Saat ini Mali dipimpin oleh Pemerintahan militer pimpinan Assimi Goïta, yang berpangkat kolonel. Goïta telah mengutarakan niatnya untuk memimpin Mali sampai beberapa tahun ke depan, padahal sebelumnya dia sudah berjanji akan mengorganisir pemilu Presiden dan Legislatif pada 27 Februari 2022 sehingga warga sipil bisa kembali berkuasa.

Sumber: Reuters | africanews.com

Baca juga: Mali Pastikan Tak Ada Tentara Bayaran dari Rusia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.