Perang Myanmar: Pasukan Perlawanan Hadapi Kelompok Sipil Dukungan Junta

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 4 Januari 2022 13:55 WIB

Militer mengerahkan helikopter tempur MI-35 buatan Rusia untuk membantu anggota Pyu Saw Htee di Kotapraja Wetlet pada 1 Januari, menurut sumber perlawanan (EPA/Myanmar Now)

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan junta Myanmar menggempur sebuah desa di Wetlet, Wilayah Sagaing, pada Senin, 3 Januari 2021. Ini merupakan kelanjutan bentrokan antara pasukan militer dengan perlawanan masyarakat anti-kudeta yang dimulai pada Malam Tahun Baru.

Menurut Myanmar Now, yang mengutip sumber setempat, helikopter digunakan untuk mengangkut sedikitnya 50 tentara junta Myanmar ke Nyaungpingyitaw, sebuah desa sekitar 16 km sebelah timur kota Wetlet, pada Senin sore.

“Mereka menurunkan tentara untuk ditempatkan di desa kami. Kami harus berlari seperti binatang. Tidak ada yang berani tinggal,” kata seorang warga Nyaungpingyitaw yang tidak mau disebutkan namanya, seperti dikutip Myanmar Now, Selasa, 4 Januari 2022.

Seorang petugas informasi untuk Pasukan Pertahanan Rakyat Wetlet (PDF) mengatakan, empat helikopter digunakan dalam operasi tersebut.

“Tiga helikopter menerbangkan tentara ke desa, sementara yang keempat melayang-layang, melepaskan tembakan ke segala arah. Mereka terus menembak dengan senapan mesin dan menjatuhkan granat, padahal tidak ada yang menyerang,” katanya.

Advertising
Advertising

Penduduk setempat membenarkan hal ini, menambahkan bahwa pasukan junta mulai menembakkan artileri segera setelah menguasai desa.

“Kami tidak menyangka mereka akan sekejam ini. Menggunakan serangan udara terhadap penduduk desa biasa terlalu kejam,” katanya.

Serangan di Nyaungpingyitaw terjadi beberapa hari setelah desa lain di Kotapraja Wetlet menghadapi kebakaran yang lebih parah selama akhir pekan.

Pada hari Jumat, sekitar 70 anggota kelompok Pyu Saw Htee yang didukung militer memasuki desa Phayarlaykone dari Shein Ma Kar, desa lain yang terletak di sepanjang Sungai Ayeyarwady, memicu pertempuran sengit selama dua hari.

Menurut petugas informasi Wetlet PDF, setidaknya 12 anggota Pyu Saw Htee tewas selama dua jam bentrokan yang dimulai sekitar pukul 14:00 pada hari Jumat, meskipun menerima dukungan artileri dari pasukan militer di daerah tersebut.

“Mereka dengan marah menembakkan artileri berat ke arah kami, jadi kami tidak bisa terlalu dekat,” katanya, dan menambahkan bahwa kedua belah pihak melanjutkan pertempuran keesokan paginya setelah anggota Pyu Saw Htee di Phayarlaykone mulai membakar rumah warga.

Pertempuran itu dimulai sekitar pukul 11 pagi dan berakhir hanya setelah Komando Militer Barat Laut mengirim helikopter tempur MI-35 untuk membantu anggota Pyu Saw Htee yang ditembaki di daerah berhutan dekat desa.

Helikopter tiba sekitar pukul 6 sore sementara kami mengepung mereka di hutan timur desa. Hujan granat turun sekitar setengah jam,” kata petugas informasi.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

10 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

12 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

12 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

13 hari lalu

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

Dua helikopter Malaysia bertabrakan saat sedang latihan untuk perayaan Hari Angkatan Laut.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

15 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

15 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Dua Helikopter AL Jepang Bertabrakan, Satu Tewas dan 7 Lainnya Hilang

15 hari lalu

Dua Helikopter AL Jepang Bertabrakan, Satu Tewas dan 7 Lainnya Hilang

Satu orang tewas dan tujuh orang hilang setelah dua helikopter Angkatan Laut Jepang bertabrakan sebelum jatuh ke Samudera Pasifik

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

16 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya