Potret Raja Maha Vajiralongkorn terlihat saat para demonstran pro-demokrasi memberikan penghormatan tiga jari, pada peringatan 47 tahun pemberontakan mahasiswa 1973, di Bangkok, Thailand 14 Oktober 2020. Salam ini sempat dilarang digunakan dalam aksi protes di Thailand. REUTERS/Jorge Silva
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga negara Prancis ditolak masuk ke Thailand karena disebut membahayakan masyarakat. Pria bernama Yan Marchal itu dikenal gemar mengkritik pemerintah dan monarki Thailand termasuk Raja Thailand.
Marchal telah tinggal di Thailand selama hampir 20 tahun. Ia tiba di negeri Gajah Putih itu pada Sabtu pagi, namun imigrasi melarangnya masuk.
Menurut pengacaranya, Nadthasiri Bergman, alasan penolakan adalah perilaku Marchal membahayakan masyarakat. Juru bicara bicara pemerintah tidak menanggapi permintaan konfirmasi dari Reuters.
Marchal adalah selebritas Tiktok dengan pengikut lebih dari 560.000 orang. Ia fasih berbicara bahasa Thailand dan kerap menyindir pemerintah. Dalam beberapa video ia mengenakan kemeja dengan tulisan yang menyerukan penghapusan undang-undang penghinaan kerajaan dan reformasi monarki. Thailand memiliki undang-undang yang ketat terhadap penghinaan terhadap monarki. Pelaku yang menghina monarki terancam hukuman penjara hingga 15 tahun.
Kaum konservatif Thailand menganggap monarki itu suci. Mereka memandang penghinaan terhadap Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan monarki sebagai ancaman bagi masyarakat.
Protes anti-pemerintah telah dimulai sejak tahun lalu. Protes yang diisi anak muda itu menantang tabu selama beberapa dekade. Mereka berani menyuarakan kritik terhadap Raja Thailand.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.