Peneliti Australia Teliti Potensi Baterai Mobil Listrik untuk Energi Masa Depan

Reporter

Tempo.co

Rabu, 17 November 2021 19:30 WIB

Bagian belakang mobil listrik S P100D yang dipamerkan dalam acara Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2017 di Jeixpo, Kemayoran, Jakarta, 28 April 2017. Waktu pengisian baterai mobil listrik Tesla S P100D memakan waktu 6-8 jam. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - University of Queensland (UQ) Australia pada Rabu mengatakan akan merekrut pemilik mobil Tesla Inc di seluruh dunia untuk menganalisis apakah kapasitas baterai cadangan kendaraan listrik itu dapat mendukung jaringan energi dan bahkan pembangkit listrik di masa depan.

Universitas telah bermitra dengan platform analitik Teslascope untuk proyek penelitian, yang dikatakan akan menjadi uji coba pertama di dunia yang akan memeriksa bagaimana pemilik kendaraan listrik (EV) saat ini mengemudi dan mengisi daya kendaraan mereka.

Untuk studi tahap pertama, pemilik Tesla di Australia, Amerika Serikat, Kanada, Norwegia, Swedia, Jerman, dan Inggris dapat mendaftar, menurut Reuters, 17 November 2021. Program ini nantinya dapat diperluas untuk mencakup perusahaan kendaraan listrik lainnya.

Dengan meningkatnya jumlah kendaraan listrik secara global, para ilmuwan mencari cara untuk menemukan bagaimana baterai mobil listrik dapat menyediakan layanan energi bersih lainnya selain membantu menurunkan emisi di industri transportasi.

Para peneliti di UQ mengatakan sebagian besar EV digerakkan hanya seperdelapan dari jarak mengemudi harian 400 km, memberikan peluang untuk menyimpan energi dan mengekspor daya ke jaringan menggunakan pengisi daya kendaraan-ke-jaringan (V2G).

Advertising
Advertising

"(Studi ini) tidak hanya akan membantu menginformasikan kebijakan EV secara internasional, tetapi juga menilai kelayakan penggunaan EV sebagai baterai di roda," kata Jake Whitehead, Research Fellow di UQ, mengatakan kepada Reuters.

Teknologi V2G adalah koneksi antara EV dan grid melalui daya yang dapat mengalir dari grid ke kendaraan dan sebaliknya. Itu berpotensi memungkinkan pemilik mobil untuk menjual energi ke jaringan, sementara utilitas dapat menggunakan mobil listrik sebagai backstop selama periode permintaan puncak.

Studi, yang awalnya bertujuan untuk merekrut 500 pemilik Tesla, akan mengumpulkan data penggunaan melalui antarmuka perangkat lunak kendaraan dan sebagai imbalannya pengguna akan ditawari langganan premium gratis ke Teslascope selama setahun.

Australia pekan lalu menjanjikan AUS$178 juta (Rp1,8 triliun) untuk meningkatkan peluncuran stasiun pengisian untuk mobil listrik, tetapi tidak menetapkan target untuk menghentikan mobil bensin.

Baca juga: Mobil Listrik dan Robot Pintar Jadi Perhatian Menarik di GIIAS 2021

REUTERS

Berita terkait

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

1 hari lalu

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

Sekitar 30 turis Australia terkatung-katung di Kaledonia Baru menunggu kesempatan untuk bisa keluar dari negara itu dengan aman usai pecah kerusuhan

Baca Selengkapnya

Xiaomi Respons Rumor Mobil Listrik SU7 Bakal Segera Masuk Indonesia Tahun Ini

1 hari lalu

Xiaomi Respons Rumor Mobil Listrik SU7 Bakal Segera Masuk Indonesia Tahun Ini

Xiaomi tak menutup mata bahwa tren smart electric car saat ini booming.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

2 hari lalu

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

Menteri Airlangga menyatakan IA-CEPA pada tahun 2020 telah berhasil menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

2 hari lalu

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

Seorang Warga Negara Bangladesh berinisial HR yang jadi DPO kasus penyelundupan manusia ditangkap Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya.

Baca Selengkapnya

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

2 hari lalu

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

2 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

2 hari lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

2 hari lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

2 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Daftar HP dengan Kapasitas Baterai 10000 mAh, Cocok untuk Main Game

3 hari lalu

Daftar HP dengan Kapasitas Baterai 10000 mAh, Cocok untuk Main Game

Semakin besar kapasitas baterai HP, maka semakin semakin lama daya tahan baterai HP tersebut. Berikut HP dengan baterai 10000 mAh.

Baca Selengkapnya