Disuntik Vaksin Covid-19 Empat Kali Pria Ini Tetap Tak Punya Antibodi, Kok Bisa?

Reporter

Tempo.co

Jumat, 12 November 2021 09:56 WIB

Petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Covid-19 dari Sinovac saat pelaksanaan vaksinasi di Rumah Sakit Adam Malik, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa, 2 November 2021. BPOM resmi memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Coronavac dari Sinovac dan vaksin dari Bio Farma untuk vaksinasi kepada anak usia 6 -11 tahun. ANTARA/FRANSISCO CAROLIO

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria di Ohio, Amerika Serikat sudah mendapatkan empat kali suntikan vaksin Covid-19. Namun setelah dites, antibodinya tetap negatif.

"Saya tidak memiliki antibodi apa pun. Itu mengejutkan, menakutkan, dan menyebalkan," kata Andrew Linder, penerima transplantasi ginjal di Akron, Ohio, dikutip dari CNN.

Akibatnya Linder tetap tinggal di rumah meski sudah berulang kali menerima suntikan vaksin. Pria berusia 34 tahun ini juga secara ketat membatasi kontaknya dengan orang lain selain istrinya.

Linder adalah penerima transplantasi ginjal. Ia menggunakan imunosupresan, obat yang biasa digunakan setelah transplantasi untuk menghentikan tubuh menolak organ baru.

"Saya hampir merasa sama tidak amannya daripada di awal pandemi, hanya karena fakta bahwa saya bisa mendapatkan antibodi saat ini," kata Linder kepada CNN.

Advertising
Advertising

Tidak jelas betul bagaimana Linder menilai tingkat antibodinya. Umumnya mengetahui antibodi dengan melakukan tes meskipun cara ini dikritik karena tak selalu sempurna.

Lembaga Pengawas Obat dan Makanan AS, FDA menyarankan agar tes antibodi tidak digunakan untuk memeriksa kekebalan. Antony Fauci, kepala penasihat medis Gedung Putih, sebelumnya mengatakan kepada Hilary Brueck dari Insider, bahwa kadang kala tubuh merespons vaksin dengan benar.

Salah satu alasannya adalah bahwa perlindungan tubuh terhadap virus itu kompleks. Tidak adanya antibodi yang terukur dalam darah tak menunjukkan bahwa suntikan tidak memberikan perlindungan.

Beberapa orang dengan gangguan kekebalan, yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah dari Covid-19, menggunakan tes antibodi untuk menilai efektivitas vaksin. Hingga kini vaksin Covid-19 tetap dinilai memberikan perlindungan terbaik terhadap rawat inap dan kematian akibat virus corona, bahkan di antara orang-orang dengan gangguan kekebalan.

Baca: Prancis Tak Sarankan Vaksin Moderna untuk Usia 30 Tahun ke Bawah, Kenapa?

CNN | INSIDER

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

22 jam lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

1 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

1 hari lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

1 hari lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

1 hari lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

1 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

1 hari lalu

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

Menhan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu, bahwa terkait Rafah, AS meninjau beberapa pengiriman senjata jangka pendek ke Israel.

Baca Selengkapnya

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

1 hari lalu

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB untuk memprotes pemungutan suara yang mendukung keanggotaan penuh Palestina

Baca Selengkapnya

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

1 hari lalu

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

Pemerintahan Joe Biden mengakui bahwa Israel kemungkinan menggunakan senjata yang disediakan AS tak sesuai hukum kemanusiaan di Gaza

Baca Selengkapnya

143 Negara Dukung Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

1 hari lalu

143 Negara Dukung Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

143 negara memberikan suara setuju untuk keanggotaan penuh Palestina di PBB, sembilan negara menolak, termasuk AS, Israel, dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya