Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berbicara selama wawancara dengan Reuters di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Maret 2020. [REUTERS / Lim Huey Teng]
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengkritik sikap pemerintah Malaysia yang hanya mengizinkan ekspor listrik berasal dari energi non-terbarukan ke Singapura.
"Media melaporkan bahwa Singapura memerlukan pasokan listrik dan akan beli dari Malaysia," ujar Mahathir Mohamad kepada media di Kuala Lumpur, Rabu, 27 Oktober 2021.
Mungkin karena informasi tersebut, kata Mahathir, Kementerian Tenaga dan Sumber Asli (KeTSA) mengeluarkan pernyataan bahwa hanya pasokan energi yang tidak bisa diperbarui saja yang boleh diekspor ke Singapura.
Mahathir berpendapat jika Malaysia mengekspor listrik dari tenaga surya dan angin maka negara itu tidak kehilangan apa-apa.
"Saya kurang faham dengan dasar pemerintah hari ini. Dengan keputusan ini investasi yang tidak kecil dan peluang kerja terhalang," kata dia menambahkan.
"Ekspor listrik melalui saluran milik swasta juga tidak dibenarkan," katanya.
Tetapi, kata Mahathir, masyarakat tahu bahwa Malaysia mengekspor air ke Singapura dengan harga tiga sen per seribu galon.
"Kita juga tahu selundupan pasir laut dan darat dari Malaysia ke Singapura sedang dilakukan," kata Mahathir yang kini menjabat Ketua Partai Pejuang.
KeTSA pada Jumat (22/10) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah Malaysia memutuskan untuk meninjau ulang penjualan listrik lintas perbatasan yang dikeluarkan Komisi Energi.
Keputusan itu diambil untuk mendorong pengembangan industri energi terbarukan di dalam negeri karena Malaysia ingin mencapai target perubahan iklim.
Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya
13 jam lalu
Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya
Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.