Manila Menjadi Salah Satu Kota Termacet di Dunia, Apa Penyebabnya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 14 Oktober 2021 17:32 WIB

Ilustrasi kemacetan lalu-lintas. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Manila menjadi salah satu kota termacet di dunia menurut beberapa riset. Dilansir dari adb.org, riset yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menunjukkan bahwa Manila merupakan kota termacet di Benua Asia. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui foto udara pada malam hari, ADB menemukan bahwa tingkat volume kendaraan di Manila jauh lebih padat dibandingkan kota-kota besar di Asia, seperti Kuala Lumpur dan New Delhi.

Senada dengan riset ADB, riset yang dilakukan oleh TomTom Traffic Index juga menemukan bahwa Manila merupakan salah satu kota termacet di dunia. Dilansir dari tomtom.com, Manila merupakan kota termacet nomor empat di dunia. Kemacetan di Manila tentu tidak bisa dilepaskan dari padatnya populasi di kota tersebut. Dilansir dari citymonitor.ai, Manila dihuni setidaknya oleh lebih dari 12 juta orang. Selain itu, statusnya sebagai ibukota Filipina juga membuat Manila menjadi salah satu kota tersibuk di Filipina.

Selain karena kepadatan populasi dan statusnya sebagai ibukota, beberapa faktor lain juga menyebabkan Manila bertahan sebagai salah satu kota tersibuk di dunia. Dilansir dari rappler.com, riset yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) menemukan bahwa sebanyak 84 persen responden yang berasal dari Manila berkeinginan untuk membeli mobil baru dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Padahal, kendaraan pribadi telah menjadi penyumbang paling besar terhadap kemacetan di Manila.

Senada dengan riset BCG, riset ADB menemukan bahwa penduduk Manila secara garis besar memang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi daripada transportasi publik. Sebab, transportasi publik seperti bus dan taksi memakan waktu lebih lama supaya bisa sampai di tujuan. Aktivitas yang erat dengan transportasi publik; seperti menunggu jemputan, mengelilingi kota untuk berhenti di beberapa drop off point, dan sebagainya; membuat transportasi publik memerlukan waktu setidaknya tiga kali lipat lebih lama untuk mencapai tujuan dibandingkan kendaraan pribadi.

Kondisi pandemi yang mengharuskan orang-orang melakukan pembatasan sosial ternyata tidak membuat Manila keluar dari daftar kota termacet di dunia. Dilansir dari bworldonline.com, Manila masih bertahan menjadi kota termacet nomor empat di dunia berdasarkan TomTom Traffic Index. Hingga saat ini tingkat kemacetan di Manila mencapai 85 persen atau 15 kali lipat lebih tinggi dari biasanya.

Advertising
Advertising

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca juga: 10 Kota Termacet di Asia, Jakarta Tidak Termasuk

Berita terkait

Konversi Sepeda Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Kemendikbudristek

2 hari lalu

Konversi Sepeda Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Kemendikbudristek

Kementerian ESDM menggandeng Kemendikbudristek untuk mengakselerasi program konversi sepeda motor listrik.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

5 hari lalu

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

Sebelum mulai road trip, buat perencanaan dengan matang agar perjalanan lancar dan berkesan

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

8 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Puncak Arus Balik Lebaran, Jasa Marga Prediksi 907 Ribu Kendaraan Belum Kembali ke Jabotabek

16 hari lalu

Puncak Arus Balik Lebaran, Jasa Marga Prediksi 907 Ribu Kendaraan Belum Kembali ke Jabotabek

Jasa Marga mencatat peningkatan volume lalu lintas tertinggi saat arus balik lebaran terjadi di Gerbang Tol Cikampek Utama dan Kalihurip Utama.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

16 hari lalu

Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memberikan promo tarif spesial selama masa arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Malam Ini Puncak Arus Balik, 437.979 Kendaraan Sudah Melintasi Jalan Tol Trans Sumatera

17 hari lalu

Malam Ini Puncak Arus Balik, 437.979 Kendaraan Sudah Melintasi Jalan Tol Trans Sumatera

Terjadi peningkatan signifikan kendaraan yang melintasi sejumlah ruas di Jalan Tol Trans Sumatera sejak H+3 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Arus Balik Lebaran, Volume Kendaraan di Jalan Tol Luar Jawa Meningkat

18 hari lalu

Arus Balik Lebaran, Volume Kendaraan di Jalan Tol Luar Jawa Meningkat

Jasamarga Nusantara Tollroad Regional Division mencatat peningkatan volume kendaraan di jalan tol luar Pulau Jawa di masa arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

One Way Arah Jakarta Berakhir, Polda Jabar: Arus Lalu Lintas Kami Paksa Normal

18 hari lalu

One Way Arah Jakarta Berakhir, Polda Jabar: Arus Lalu Lintas Kami Paksa Normal

Wadir Lantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi, mengatakan sistem satu arah atau one way arah Jakarta berakhir seusai 11 jam diterapkan di Puncak.

Baca Selengkapnya