Puluhan Pegawai WHO Terlibat dalam Pelecehan Seksual di Kongo

Reporter

Tempo.co

Rabu, 29 September 2021 07:30 WIB

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 80 tengara relawan, termasuk beberapa orang yang bekerja untuk WHO, diduga terlibat dalam pelecehan seksual dan eksploitasi seksual selama krisis ebola terjadi di Republik Demokratik Kongo. Hal itu diungkap oleh sebuah komisi independen pada Selasa, 28 September 2021.

Upaya pembuktian itu, dipicu oleh sebuah investigasi yang dilakukan oleh Thomson Reuters Foundation dan New Humanitarian, di mana lebih dari 50 perempuan membuat pengakuan kalau pegawai WHO dan lembaga nirlaba lainnya meminta layanan seksual atas tugas yang sudah mereka lakukan pada 2018 – 2020.

Temuan ini adalah laporan yang sudah lama ditunggu-tunggu. Komisi independen menemukan setidaknya 21 dari 83 terduga pelaku adalah pegawai WHO. Pelecehan seksual yang terjadi, diantaranya 9 tindak perkosaan yang dilakukan staf nasional dan internasional.

Advertising
Advertising

“Tim yang melakukan evaluasi menemukan para korban dijanjikan mendapat pekerjaan dengan imbalan melakukan hubungan seksual. Dengan begitu, mereka bisa mempertahankan pekerjaan mereka,” kata anggota komisi, Malick Coulibaly.

Menurut Coulibaly, banyak pelaku laki-laki menolak menggunakan kondom. Walhasil, 29 korban hamil. Beberapa dari mereka dipaksa untuk menggugurkan kandungan.

Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memastikan tidak ada toleransi pada para pelaku pelecehan seksual. Ghebreyesus mengatakan membaca laporan itu membuatnya merasakan kengerian. Dia pun meminta maaf kepada para korban.

“Apa yang terjadi pada Anda adalah hal yang tidak pernah boleh terjadi pada siapa pun. Ini tidak boleh ada pengecualian. Ini menjadi prioritas saya untuk memastikan para pelaku tidak mendapat pengecualian, namun dimintai pertanggung jawaban,” kata Ghebreyesus, yang sedang maju lagi untuk periode kedua sebagai Direktur WHO.

Baca juga: Varian Baru R.1, Satgas: Bukti Covid-19 Belum Hilang

Sumber: Reuters

Berita terkait

KPK Sebut Gus Muhdlor Tarik Dana Insentif Melalui Peraturan Bupati, Total Capai Rp 2,7 Miliar

1 jam lalu

KPK Sebut Gus Muhdlor Tarik Dana Insentif Melalui Peraturan Bupati, Total Capai Rp 2,7 Miliar

Motif korupsi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor bermula dari adanya aturan yang dibuat sebagai dasar pencairan dana insentif pajak daerah bagi pegawai BPPD.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

5 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

18 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

7 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

KPK Pecat 66 Pegawai Pelaku Pungli di Rutan

13 hari lalu

KPK Pecat 66 Pegawai Pelaku Pungli di Rutan

KPK telah menyerahkan Surat Keputusan Pemberhentian kepada 66 pegawai yang terbukti melakukan pelanggaran pemerasan atau pungli di Rutan KPK.

Baca Selengkapnya