Qatar Berharap Koridor Bantuan Kemanusiaan di Afghanistan Siap Dalam 48 Jam

Sabtu, 4 September 2021 08:30 WIB

Taliban berjalan di depan pesawat angkut militer Hercules C-130H, yang ditinggalkan pasukan Amerika Serikat di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 31 Agustus 2021. Sejumlah pesawat militer milik tentara AS dan Afghanistan kini dikuasai Taliban. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Kementerian Luar Negeri Qatar tiba di Kabul, Afghanistan, untuk membahas lebih lanjut soal rencana Taliban ke depannya. Dikutip dari kantor berita Reuters, salah satu hal yang mereka bahas berkaitan dengan status Bandara Hamid Karzai, Kabul, yang dalam persiapan untuk dibuka kembali.

Diberitakan sebelumnya, bandara Kabul dinonaktifkan sementara waktu oleh Taliban sejak periode evakuasi di sana rampung. Penyebabnya, mereka tidak memiliki sumber daya teknis yang mampu membantu menjalankan operasional bandara, terutama soal ATC.

Taliban sudah mengajukan bantuan ke sejumlah negara. Dua di antaranya adalah Turki dan Qatar. Namun, Taliban memasang syarat bahwa negara yang akan memberikan bantuan teknis tidak boleh membawa tentaranya meski untuk alasan keamanan sekalipun. Menurut laporan Reuters, kedua negara menyanggupi syarat tersebut.

"Kami sudah memperbaiki segala masalah teknis dan logistik yang menganggu pembukaan kembali bandara...Kami harap upaya kami bisa mempercepat proses pembukaan bandara sehingga makin banyak pesawat ke Kabul," ujar utusan khusus Qatar, Mutlaq bin Majid Al-Qahtani, Jumat, 3 September 2021.

Jika semua berjalan lancar, kata Al-Qahtani, bandara Kabul sudah bisa dioperasionalkan kembali dalam waktu 48 jam. Hal itu, kata ia, sekaligus membuka jalur bantuan kemanusiaan ke Afghanistan yang selama ini terganggu.

Anggota pasukan elite Taliban Badri 313 berjaga-jaga di bandara Kabul, Afghanistan, 31 Agustus 2021. Sejumlah pesawat dan kendaraan militer AS yang tersisa telah dipreteli dan dirusak agar tidak dapat dimanfaatkan oleh Taliban atau negara asing. Taliban/Handout melalui REUTERS


Perlu diketahui, WHO sempat kelimpungan mengirimkan bantuan ke Afghanistan karena kacaunya situasi di bandara Kabul. Saking kacaunya, WHO menyampaikan bantuan medis seberat 500 ton untuk Afghanistan tertahan di salah satu gudang mereka yang berlokasi di Dubai, Uni Emirat Arab.

"Harapannya, dalam 24-48 jam ke depan, kita sudah bisa melihat koridor bantuan kemanusiaan dibukan kembali melalui bandara Kabul atau bandara-bandara Afghanistan lainnya," ujar Al-Qahtani.

Di luar isu bandara, Qatar juga membahas pembentukan pemerintahan baru di Afghanistan oleh Taliban. Hal itu untuk memastikan transisi pemerintahan yang lancar plus adanya upaya untuk rekonsiliasi politik demi Afghanistan yang lebih damai dan stabil.

"Kami menggunakan segala upaya untuk menyampaikan pesan komunitas internasional terhadap Taliban. Kami berharap upaya itu berujung sukses, damai, dan stabilitas kembali di Afghanistan," ujar Al-Qahtani mengakhiri.

Pemerintahan baru Afghanistan pimpinan Taliban dikabarkan akan terdiri dari 25 kementerian dengan dewan konsultatif atau dewan syura yang beranggotakan 12 cendekiawan Muslim.

Baca juga: Pemerintahan Baru Afghanistan Pimpinan Taliban Akan Terdiri dari 25 Kementerian

ISTMAN MP | AL JAZEERA

Berita terkait

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

17 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

2 hari lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Gibran Bikin Kaget PM Qatar saat Dikenalkan sebagai Wapres: Dia Begitu Muda

3 hari lalu

Gibran Bikin Kaget PM Qatar saat Dikenalkan sebagai Wapres: Dia Begitu Muda

Momen itu terjadi saat Gibran bertemu Mohammed bin Abdulrahman mendampingi Presiden terpilih Prabowo Subianto di Istana Amiri Diwan, Doha, pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

3 hari lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

3 hari lalu

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

Prabowo mengatakan, pengalamannya di militer tak akan memengaruhi kebijakan di pemerintahan yang bakal dia pimpin.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

4 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

4 hari lalu

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

5 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

5 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

5 hari lalu

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan terus memerangi Israel selama serangan di Gaza berlanjut.

Baca Selengkapnya