Dua Warga Tewas Setelah Disuntik Vaksin Moderna, Jepang Gelar Penyelidikan
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 30 Agustus 2021 12:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Jepang menyelidiki kematian dua pria setelah menerima suntikan vaksin Moderna yang terkontaminasi. Pria berusia 30 tahun dan 38 tahun itu meninggal awal bulan ini setelah mendapatkan dosis Moderna kedua mereka.
Jepang telah menangguhkan vaksin Moderna pada Kamis pekan lalu setelah ditemukan beberapa botol yang terkontaminasi. Kementerian Kesehatan mengatakan penyebab kematian masih diselidiki. Saat ini belum diketahui hubungan sebab akibat dengan vaksinasi covid-19 menggunakan Moderna.
Kedua pria tersebut mengalami demam setelah menerima vaksin Moderna. Padahal mereka tidak memiliki kondisi kesehatan serius atau riwayat alergi.
Sebanyak 1,63 juta vaksin Moderna untuk covid-19 yang ditangguhkan itu telah dikirimkan ke lebih dari 800 pusat vaksinasi di seluruh Jepang. Takeda Pharmaceutical, yang bertanggung jawab atas penjualan dan distribusi suntikan Moderna di Jepang, menyatakan menerima laporan dari beberapa pusat vaksinasi bahwa telah ditemukan zat asing di dalam botol vaksin yang belum dibuka.
Ihwal vaksin Moderna yang diduga menjadi penyebab kematian, Takeda menyatakan belum ada bukti. "Saat ini, kami tidak memiliki bukti bahwa kematian ini disebabkan oleh vaksin Moderna," kata Takeda dalam sebuah pernyataan, Sabtu lalu. "Penting untuk melakukan penyelidikan formal untuk menentukan apakah ada hubungannya."
Fumie Sakamoto, manajer pengendalian infeksi di Rumah Sakit Internasional St. Luke di Tokyo juga mengingatkan agar tak menghubungkan vaksinasi dengan penyebab kematian. "Ada begitu banyak yang belum diketahui untuk menyimpulkan kedua kasus ini."
Sekitar 44 persen populasi Jepang telah divaksinasi penuh. Saat ini Jepang termasuk negara yang tengah memerangi rekor lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta yang lebih menular.
Baca: Temukan Kasus Kontaminasi Lagi, Jepang Tahan Penggunaan Vaksin COVID-19 Moderna
REUTERS | JAPANTIMES