Sebelum Dinar Candy, Ini Unjuk Rasa di Mana Demonstran Menggunakan Busana Minim
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Kamis, 5 Agustus 2021 19:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dinar Candy, DJ yang ditangkap oleh aparat kepolisian pada hari Rabu, bukan yang pertama berunjuk rasa menggunakan bikini. Di berbagai negara, hal serupa pernah dilakukan untuk memprotes kebijakan pemerintah, baik yang berkaitan dengan COVID-19 juga ataupun isu lain.
Berikut beberapa contoh unjuk rasa tersebut, dikumpulkan Tempo dari berbagai sumber, Kamis, 5 Agustus 2021:
<!--more-->
1. Amerika
Kasus ini serupa dengan apa yang terjadi dengan Dinar Candy. Seorang perempuan menggunakan bikini untuk memprotes pembatasan sosial COVID-19. Bedanya, ia menggunakan bikini yang terbuat dari masker dan berpose di luar supermarket Trader Joe's, Los Angeles.
Belakangan, perempuan yang tidak memakai masker untuk menutupi mulutnya itu diketahui bernama DaVida Sal. Ia adalah seorang rtis pertunjukkan. Ia menyebut aksi bikini maskernya untuk mengedepankan kebebasan berekspresi.
“Sekarang lebih dari sebelumnya kita harus mengekspresikan diri kita dengan kecemerlangan yang kita ciptakan,” ujarnya.
Saat postingannya menjadi viral, banyak orang yang kemudian mengkritik dan mengecam atas aksinya tersebut. Ia dinilai haus akan perhatian.
<!--more-->
2. Prancis
Aksi protes terhadap pembatasan COVID-19 juga pernah terjadi di Paris, Perancis. Aktris Corinne Masiero, 57, mengenakan kostum keledai di atas gaun berlumuran darah sebelum menanggalkan seluruh pakaian tersebut di atas panggung Oscar Prancis.
Masiero sejatinya diundang untuk mempersembahkan bentuk kostum terbaik, namun dia malah hadir dengan aksi tanpa busananya. Di badannya tertulis, “Tidak ada budaya, tidak ada masa depan”.
Peristiwa itu terjadi ketika amarah dan frustasi tumbuh di antara para aktor, musisi dan seniman. Mereka memprotes keengganan pemerintah untuk menetapkan tanggal pembukaan kembali museum, galeri, gedung konser dan bioskop.'
<!--more-->
3.Jerman
Di Jerman, aksi protes dilakukan oleh sekelompok dokter yang berpose tanpa busana. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian pada kurangnya pakaian dan alat pelindung medis untuk para dokter dan petugas kesehatan selama pandemi COVID_19.
Menurut laporan Guardian, anggota kelompok dokter tersebut mengklaim bahwa panggilan mereka untuk tambahan APD tidak diindahkan meski sudah beberapa bulan berlalu.
Protes ini mereka beri nama Blanke Bedenken atau Naked Qualms. Kelompok tersebut telah meluncurkan situs web yang memperlihatkan serangkaian foto sekelompok dokter dengan pakaian minim.
Dalam deskripsi web tersebut tertulis, “kami adalah dokter umum anda. Untuk memperlakukan anda dengan aman, kami dan tim kami membutuhkan peralatan pelindung. Ketika kami kehabisan sedikit apa yang kami miliki, kami terlihat seperti ini.” Ruben Bernau, dokter umum dalam kelompok tersebut, mengatakan, “Ketelanjangan adalah simbol betapa rentannya kita terhadap perlindungan.”
<!--more-->
4. Rusia
Di Rusia, adanya pemberlakuan pembatasan guna menekan angka virus COVID-19 telah menghancurkan bisnis restoran dan perhotelan dalam semalam. Adanya kekecewaan terhadap hal itu menyebabkan pemilik restoran dan koki di Rusia melakukan protes dengan cara mengunggah foto tanpa busana mereka di media sosial. Mereka melakukan protes agar bisnisnya dapat diizinkan untuk dibuka kembali.
“Kami tidak ingin menggelar pertunjukan telanjang atau main-main, kami hanya ingin bekerja! Kami tidak menimbulkan lebih banyak risiko daripada supermarket, pusat perbelanjaan, salon rambut, atau transportasi umum,” kata Pavel, seorang koki dari kota Novosibirsk, Siberia, dalam sebuah postingan.
Gambar menunjukkan mereka berpose tanpa busana, dengan piring cangkir, panci, botol, kursi bar dan tempat serbet yang ditempatkan dengan hati-hati.
Baca juga: Dinar Candy Ditangkap, Suara Warga: Jangan Sampai Dijerat UU ITE
AFIFA RIZKIA | ISTMAN MP | BBC | SYDNEY MORNING HERALD |INDIA