Krisis Politik di Myanmar Jadi Sorotan di Pertemuan AMM

Reporter

Tempo.co

Kamis, 5 Agustus 2021 11:30 WIB

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, Selasa, 3 Agustus 2021. Pertemuan tersebut membahas berbagai isu strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia. Jose Luis Magana/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut pertemuan ke-54 ASEAN Ministerial Meeting (AMM), yang diselenggarakan pada 2 Agustus – 5 Agustus 2021, didominasi dengan isu Myanmar. Posisi Indonesia dari sejak pertama terjadinya kudeta, sampai sekarang selalu konsisten

Posisi Indonesia dalam masalah kudeta militer di Myanmar adalah keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar menjadi prioritas, demokrasi harus dikembalikan dan dialog inklusif harus dilakukan untuk mengatasi krisis politik tersebut.

Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]

Advertising
Advertising

Untuk mengatasi krisis politik di Mynamar, Indonesia diantaranya telah bekerjasama dengan negara ASEAN lain, melakukan upaya diplomasi dengan menggelar pertemuan para pemimpin ASEAN di Jakarta pada 24 April 2021 lalu. Dalam pertemuan itu, dihasilkan 5 poin konsensus.

Sayang, implementasi dari 5 poin konsensus itu berjalan sangat lamban. Sebab tidak adanya komitmen dari militer Myanmar.

Engagement terus dilakukan dengan terus menekankan prinsip-prinsip yang harus dihormati,” kata Retno.

Massa yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) melakukan aksi solidaritas di depan Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Rabu, 10 Maret 2021. Dalam aksi solidaritas tersebut massa mengutuk keras atas kudeta militer dan mendesak penegakan demokrasi serta perlindungan HAM di Myanmar. TEMPO/Muhammad Hidayat

Menurut Retno, langkah pertama implementasi dari 5 poin konsensus pertemuan pada 24 April lalu (5PCs), yang diupayakan adalah penunjukkan Special Envoy. Untuk penunjukkan special envoy ini saja sudah memerlukan waktu yang cukup panjang.

Pada 3 Agustus 2021, Myanmar menyetujui usulan ASEAN, utamanya Kepala ASEAN yang menunjuk Menteri Luar Negeri Brunei kedua, Erywan Pehin Yusof, sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar (Special Envoy).

Dalam pertemuan AMM 3 Agustus kemarin, Indonesia menekankan kembali pentingnya akses yang diberikan kepada utusan khusus tersebut (Erywan Pehin Yusof). Sebab tanpa akses masuk, maka sulit bagi utusan ASEAN untuk Myanmar tersebut melakukan tugasnya.

Bagi Indonesia, saat ini penting bagi Menteri Erywan untuk bertolak ke Myanmar dan lakukan dialog dengan semua pihak. Diharapkan kemajuan kerja utusan khusus tersebut, dapat dilaporkan pada pertemuan AMM September 2021.

Sementara itu, Indonesia juga menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Myanmar. Sekjen ASEAN dan AHA Centre akan segera menyusun modalitas pemberian bantuan kemanusiaan sehingga dapat menjangkau masyarakat yang memerlukan.

Secara khusus, dalam pertemuan dengan beberapa mitra ASEAN, masalah bantuan kemanusiaan untuk rakyat Myanmar ini sudah mulai juga dibahas.

Baca juga: Retno Marsudi Bertemu Menlu Brunei Darussalam Bahas Myanmar

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

6 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

20 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

1 hari lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

2 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

2 hari lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

4 hari lalu

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

Retno Marsudi menyebut Turkiye dan Indonesia sepakat perlunya memperkuat kolaborasi kedua negara guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

4 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

5 hari lalu

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

Retno Marsudi kunjungan kerja ke Turkiye pada Rabu, 1 Mei 2024, untuk mempererat hubungan kedua negara.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya