Amerika Serikat Waswas Bisa Terjadi Perang Saudara di Afganistan

Reporter

Tempo.co

Rabu, 4 Agustus 2021 16:30 WIB

Tentara Amerika di Alam Khel, Afganistan, pada tahun 2011. [Tyler Hicks / The New York Times]

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat punya banyak kekhawatiran pada kondisi Afganistan, salah satunya waswas kondisi di Afganistan bisa mengarah ke perang saudara.

Pada April 2021 lalu, Amerika Serikat mengumumkan akan menarik pasukan militernya tanpa syarat apa pun per 11 September 2021, setelah hampir 20 tahun konflik dan kekerasan meningkat di penjuru wilayah Afganistan menyusul upaya Taliban yang ingin memperluas kekuasaan.

Ratusan warga mengangkat senjata di Kabul, Afganistan, 23 Juni 2021. Mereka mengaku siap berperang setelah Taliban dikabarkan kembali memperkuat posisinya pascapenarikan pasukan oleh Amerika Serikat di Afganistan. REUTERS/Stringer

Advertising
Advertising

Perundingan damai antara Pemerintah Afganistan dan negosiator dari Taliban sudah dimulai sejak akhir tahun lalu di Ibu Kota Qatar, Doha. Sayangnya pembicaraan itu belum mencetak kemajuan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price mengatakan Taliban sudah melihat manfaat solusi sebuah negosiasi yang mereka bangun di Doha.

“Jika mereka (Taliban) bertolak belakang dengan apa yang mereka katakan, mereka akan menjadi sebuah pariah internasional. Salah satu kekhawatiran kami dari sekian banyak kekhawatiran adalah hasilnya adalah perang saudara,” kata Price.

Dalam perundingan di Doha, Taliban dan Afganistan saling silang pendapat. Utusan khusus Amerika Serikat untuk Afganistan, Zalmay Khalilzad, pada Selasa, 3 Agustus 2021, mengatakan Taliban menuntut kekuasaan yang lebih luas di Afganistan dalam pemerintahan siapa pun.

Sementara itu, sebuah ledakan bom mobil terjadi di Ibu Kota Kabul pada Selasa, 3 Agustus 2021 di dekat zona hijau yang dijaga ketat. Serangan itu menewaskan tiga warga sipil dan tiga pelaku peledakan pun ikut tewas.

“Itu semua (serangan) menunjukkan ciri serentetan serangan Taliban, yang telah kami lihat dalam beberapa pekan terakhir. Kami dengan tegas mengutuk pengeboman tersebut,” kata Price.

Baca juga: Amerika Terima Pengungsi Warga Afganistan yang Bekerja dengan LSM dan Militer AS

Sumber: Reuters

Berita terkait

WNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu

6 jam lalu

WNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu

Kementerian Luar Negeri menjelaskan ihwal WNI yang disebut menjadi kapten kapal yang menabrak jembatan di Baltimore, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

11 jam lalu

Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

55% warga Amerika Serikat tidak menyetujui respons militer Israel ke Gaza, menurut jajak pendapat terbaru Gallup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

13 jam lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Fun Run Ramadan Meriahkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Amerika Serikat dan Indonesia

14 jam lalu

Fun Run Ramadan Meriahkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Amerika Serikat dan Indonesia

@america menggelar acara fun run yang diselenggarakan menjelang buka puasa dalam rangka 75 tahun hubungan diplomatik Amerika dan Indonesia

Baca Selengkapnya

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

19 jam lalu

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC

Baca Selengkapnya

BKPM Sebut Perusahaan AS Tertarik Pakai Perut Bumi Indonesia untuk Carbon Capture and Storage

20 jam lalu

BKPM Sebut Perusahaan AS Tertarik Pakai Perut Bumi Indonesia untuk Carbon Capture and Storage

Perusahaan minyak dan gas dari Singapura dan Amerika sudah tertarik berinvestasi ke carbon capture and storage (CSS) di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Simak Daftar Grammy Awards yang Diraih Mariah Carey dalam 4 Dekade

20 jam lalu

Simak Daftar Grammy Awards yang Diraih Mariah Carey dalam 4 Dekade

Mariah Carey disebut sebagai Songbird Supreme oleh Guinness World Records, ia terkenal dengan jangkauan vokalnya cukup tinggi, mencapai lima oktaf.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

22 jam lalu

Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

Filipina mengatakan pada Rabu 27 Maret 2024 bahwa Iran telah membebaskan 18 awak kapal tanker minyak warga Filipina yang disita di Teluk Oman

Baca Selengkapnya

Singapura Kirim Tim Bantu Investigasi Jembatan Ambruk di Baltimore

23 jam lalu

Singapura Kirim Tim Bantu Investigasi Jembatan Ambruk di Baltimore

Biro Investigasi Keselamatan Transportasi Singapura mengirimkan tim penyelidik untuk membantu penyelidikan jembatan ambruk di Baltimore, AS

Baca Selengkapnya

Lika-liku Resolusi DK PBB untuk Gencatan Senjata Gaza yang Kerap Digagalkan Veto Amerika Serikat

1 hari lalu

Lika-liku Resolusi DK PBB untuk Gencatan Senjata Gaza yang Kerap Digagalkan Veto Amerika Serikat

Meski resolusi gencatan senjata di Gaza selama Ramadan sudah disepakati DK PBB, tetapi resolusi tersebut sempat diveto Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya