Takut Kelimpungan, RS Jepang Hanya Akan Tangani Pasien COVID-19 Serius

Selasa, 3 Agustus 2021 19:00 WIB

Penumpang yang mengenakan masker tiba di Stasiun Shinagawa pada awal hari kerja di tengah wabah Covid-19 di Tokyo, Jepang, 2 Agustus 2021.[REUTERS/Kevin Coombs TPX IMAGES OF THE DAY]

TEMPO.CO. Jakarta - Rumah sakit di Jepang hanya akan menerima pasien COVID-19 yang kondisinya serius seiring dengan memburuknya pandemi di sana. Hal ini sebagai upaya untuk mencegah terbebaninya sistem kesehatan nasional di sana, apalagi di tengah Olimpiade Tokyo.

Sebelum Olimpiade Tokyo digelar, tren kasus COVID-19 di Jepang sudah menunjukkan peningkatan. Dari yang awalnya berada di bawah 2000 kasus per hari, sekarang melonjak hingga 12 ribu kasus per hari. Secara nasional, Jepang mencatatkan 944 juta kasus dan 15 ribu kematian akibat COVID-19.

"Rumah sakit di Tokyo sudah mulai merasakan tekanannya. Ada beberapa yang ditolak admisinya. Di tengah keriuhan Olimpiade Tokyo, situasi yang dihadapi para petugas medis sungguh kritis," ujar Direktur Rumah Sakit Universitas Show, Hironori Sagara, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 3 Agustus 2021.

Untuk mereka yang kondisinya tidak terlalu parah, Pemerintah Jepang menyarankan untuk melakukan rawat jalan di rumah saja. Dengan begitu, rumah sakit bisa diperuntukkan bagi mereka yang kondisinya kritis atau kelompok rentan seperti lansia. Per berita ini ditulis, 70 persen ranjang pasien di rumah sakit Tokyo sudah terisi.

Petugas menunggu tibanya bus yang akan membawa peserta Olimpiade Tokyo 2020 di Media Transport Mall, Tokyo, Jepang, Rabu 21 Juli 2021. Para peserta Olimpiade Tokyo 2020 harus menggunakan bus atau transportasi khusus selama kegiatan olahraga tersebut berlangsung untuk menghindari kemungkinan tertularnya COVID-19. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan


Sekretaris Kabinet Katsunobo Kato menambahkan bahwa telah muncul sejumlah kasus di mana lansia, yang sudah tervaksin, kembali tertular COVID-19. Di saat bersamaan, kasus untuk kelompok usia remaja dan dewasa terus naik.

"Warga juga ada yang dilarikan ke rumah sakit karena sengatan panas, menyebabkan sejumlah orang (yang menderita COVID-19) tidak bisa diterima rumah sakit dan menjalani perawatan di rumah," ujar Kato.

Pihak oposisi tidak sepenuhnya mendukung kebijakan rawat jalan yang disampaikan Pemerintah Jepang. "Mereka menyebutnya itu rawat jalan, tetapi realitanya pasien ditelantarkan," ujar politisi oposisi, Yukio Edano.

Sebagai catatan, Jepang telah memperluas status darurat nasionalnya ke tiga perfektur dekat Tokyo dan perfektur Osaka. Status darurat tersebut diperkirakan akan berlaku hingga 31 Agustus.

Sementara itu, soal vaksinasi, baru 30 persen dari penduduk Jepang yang sudah tervaksin penuh. Sebanyak 75 persen di antaranya adalah mereka dari kelompok usia lansia.

Baca juga: Jepang Ancam Permalukan Orang yang Melanggar Karantina Mandiri

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

1 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

2 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

2 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

3 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

3 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

3 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya