Studi: Antibodi Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Turun 50 Persen Setelah 3 Bulan

Reporter

Tempo.co

Rabu, 28 Juli 2021 19:23 WIB

Botol berlabel "AstraZeneca COVID-19 Coronavirus Vaccine" dan jarum suntik terlihat di depan logo AstraZeneca yang dipajang, dalam foto ilustrasi yang diambil 14 Maret 2021. [REUTERS/Dado Ruvic]

TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat antibodi Covid-19 dari vaksin AstraZeneca dan Pfizer akan berkurang mulai enam minggu setelah imunisasi lengkap. Setelah 10 minggu, antibodi terus merosot hingga lebih dari 50 persen.

Hal itu diketahui dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal media kedokteran asal Inggris, The Lancet. Para peneliti dari University College London (UCL) di Inggris mencatat bahwa jika tingkat antibodi terus menurun pada tingkat ini. Akibatnya ada kekhawatiran bahwa efek perlindungan dari vaksin mungkin mulai hilang, terutama terhadap varian baru.

Namun para peneliti belum bisa memprediksi seberapa cepat hal itu terjadi. Studi UCL Virus Watch juga menemukan bahwa tingkat antibodi secara substansial lebih tinggi setelah dua dosis vaksin Pfizer dibandingkan dua suntikan AstraZeneca.

Tingkat antibodi juga jauh lebih tinggi pada orang yang divaksinasi dibandingkan mereka yang pernah terjangkit Covid-19. "Tingkat antibodi setelah kedua dosis vaksin AstraZeneca atau Pfizer pada awalnya sangat tinggi, sehingga berhasil memproteksi infeksi Covid-19 yang parah,” kata Madhumita Shrotri dari UCL Institute of Health Informatics.

Namun, Shroti menambahkan, tingkat antibodi ini turun secara substansial selama dua hingga tiga bulan.

Advertising
Advertising

Temuan ini berdasarkan data dari 600 orang responden berusia 18 tahun ke atas, tanpa memandang usia, penyakit kronis atau jenis kelamin.

Para peneliti menyoroti pula meskipun implikasi klinis dari penurunan tingkat antibodi belum jelas, vaksin tetap efektif melawan tingkat keparahan Covid-19.

Berbekal penelitian ini, mereka yang diprioritaskan menerima dosis booster, adalah yang sudah divaksinasi paling awal. "Data kami menunjukkan bahwa mereka yang divaksinasi paling awal, terutama dengan vaksin AstraZeneca, kemungkinan sekarang memiliki tingkat antibodi terendah," kata Profesor Rob Aldridge dari UCL Institute of Health Informatics.

Selain itu, mereka yang divaksinasi dengan vaksin AstraZeneca cenderung memiliki tingkat antibodi yang jauh lebih rendah dibandingkan penerima Pfizer. "Ini mungkin juga perlu dipertimbangkan ketika memutuskan siapa yang harus diprioritaskan saat booster diluncurkan," kata Aldridge dalam pernyataannya.

Tim mengakui data yang dukumpulkan terbatas termasuk ukuran sampel beberapa kelompok. Para peneliti mencatat bahwa setiap individu hanya menyumbangkan satu sampel, sehingga mereka belum dapat memastikan seberapa cepat tingkat antibodi turun untuk setiap individu. Atau apakah antibodi terus turun atau mencapai tingkat yang stabil selama beberapa bulan ke depan.

Mereka juga mencatat bahwa orang yang berbeda akan memiliki tingkat kekebalan yang tak sama tergantung pada kemampuan menetralkan virus dari antibodi mereka serta respons sel T mereka.

“Bahkan ketika tingkat antibodi yang terukur rendah, kemungkinan akan ada memori kekebalan yang terus berlanjut yang dapat menawarkan perlindungan jangka panjang,” para penulis penelitian.

Mereka mengatakan penelitian lebih lanjut penting untuk mengetahui ambang tingkat antibodi yang diperlukan untuk perlindungan penyakit parah.

Baca: Studi: Campuran Vaksin AstraZeneca Pfizer Tingkatkan Antibodi Hingga 6 Kali

TIMES OF INDIA | LIVEMINT.COM

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

19 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

20 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya