Wabah Tikus Serang Australia, Apa Penyebabnya?

Selasa, 1 Juni 2021 19:30 WIB

Seekor tikus terjebak dalam perangkap di kediaman petani biji-bijian Norman Moeris saat negara bagian New South Wales mengalami "wabah tikus", di Gilgandra, Australia, 30 Mei 2021. Gambar diambil 30 Mei 2021. [REUTERS / Jill Gralow]

TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk New South Wales kewalahan dengan serangan wabah tikus beberapa bulan terakhir sampai wakil perdana menteri mendeklarasikan perang terhadap hewan pengerat itu.

"Tikus yang baik adalah tikus yang mati," kata wakil perdana menteri.

Selama berbulan-bulan, tikus telah merusak ladang dan menempati rumah-rumah di Australia timur, dari perbatasan Victoria di selatan sampai ke negara bagian Queensland di utara negara itu, menyebabkan kerusakan tanaman dan mesin senilai jutaan dolar, dilaporkan CNN pekan lalu.

Petani Australia bernama Norman Moeris mengangkat terpal pelindung yang menutupi panen gandumnya pada malam dingin dan menemukan segerombolan tikus.

Moeris adalah salah satu dari ribuan petani di beberapa bagian negara bagian New South Wales, Queensland dan Victoria yang pusing dengan serangan tikus yang merusak tanaman, menggerogoti peralatan pertanian dan peralatan rumah tangga, menyebabkan pemadaman listrik dan menyerbu supermarket.

Advertising
Advertising

"Biji-bijian ini di sini, tikus-tikus baru saja menghancurkannya. (Kami akan) mungkin hanya menggali lubang dan menguburnya," kata Moeris, dikutip dari Reuters, 1 Juni 2021.
"Tidak layak memberi makan ternak jika kamu membunuh mereka," katanya.

Puluhan tikus mati dibunuh penduduk setempat Kodi Brady, karena wilayah lokal di negara bagian New South Wales ini mengalami wabah tikus, di Coonabarabran, Australia. Kodi Brady/Handout via REUTERS

Bagi Moeris dan petani lainnya, waktu terjadinya wabah sangat merugikan karena terjadi setelah hujan lebat turun usai kekeringan melanda.

Sebabnya suaca basah tidak hanya membantu menghasilkan panen biji-bijian terbesar yang pernah ada di Australia, tetapi juga menyediakan makanan yang cukup bagi tikus, memicu siklus reproduksinya yang cepat.

Moeris menanam gandum, barley, oat, kacang, dan buncis, dan memelihara 900 domba merino di lahan seluas 2.800 hektar di peternakannya dekat Gilgandra, 430 km barat laut Sydney.

Pria berusia 65 tahun itu mengatakan dia telah kehilangan gandum senilai 130.000 dolar Australia (sekitar Rp 1,4 miliar) karena wabah tikus, menyusul hilangnya sekitar 2.100 domba selama tiga tahun kekeringan, dan tidak banyak yang bisa dia lakukan.

Meskipun ia telah memasang umpan perimeter di sekitar padang dan memasang perangkap serta ember air di sekitar rumah, tikus terus saja datang.

Wabah tikus seperti yang terlihat di Australia sering terjadi pada akhir musim kering, kata Steve Henry, peneliti di CSIRO, lembaga sains nasional Australia, mengatakan kepada The Independent.

Ini bukan wabah tikus pertama yang dialami Australia dan hujan tahun lalu membuat pertanian berlimpah dengan biji-bijian, menjadikannya sumber makanan yang sempurna bagi tikus.

"New South Wales mengalami empat tahun yang sangat kering berturut-turut dan kemudian kondisi menjadi menguntungkan bagi tikus untuk berkembang biak dan ada banyak makanan di sana karena para petani menanam banyak tanaman," kata Henry.

Kemudian, katanya, negara bagian itu mengalami musim panas basah yang sangat ringan, yang memungkinkan tikus terus berkembang biak.

"Jadi, mereka terus berkembang biak sepanjang musim panas hingga musim gugur," katanya.

Setidaknya 800 hingga 1.000 tikus per hektar dianggap sebagai proporsi "wabah" oleh Badan Sains Nasional Australia, CSIRO, CNN melaporkan.

Sepasang tikus dapat menghasilkan 500 keturunan lebih banyak setiap musim, menurut CSIRO, dengan betina melahirkan anak baru setiap tiga minggu.

Petani biji-bijian Norman Moeris di ladangnya di wilayah New South Wales yang mengalami "wabah tikus", di Gilgandra, Australia, 29 Mei 2021. [REUTERS / Jill Gralow]

Awal bulan lalu, Menteri Pertanian NSW Adam Marshall mengumumkan upaya untuk membasmi wabah tikus, termasuk memberikan racun rodentisida gratis bagi petani. Dan pekan lalu, ia mengamankan ribuan liter bromadiolone, racun mematikan yang saat ini dilarang di Australia.

The Independent melaporkan, pemerintah negara bagian NSW telah memesan 5.000 liter Bromadiolon dari India. Regulator pemerintah federal belum menyetujui penggunaan darurat untuk racun.

Namun, beberapa petani dan pemerhati lingkungan telah memperingatkan konsekuensi umpan racun karena dapat membahayakan spesies asli lainnya, termasuk galah, piegones dan ikan.

Moeris dan petani Australia lain tidak punya pilihan.

"Apa yang mesti dikerjakan? Lakukan lagi musim semi tahun depan, mudah-mudahan lancar semua," katanya.

"Kami akan melakukannya lagi, wabah tikus akan kembali dalam beberapa tahun lagi dan kami mungkin akan melakukannya lagi, dan itulah kehidupan Australia," ujar petani itu.

Lihat juga: Potret Australia saat Dilanda Wabah Tikus

REUTERS | CNN | THE INDEPENDENT

Berita terkait

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

9 jam lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

20 jam lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

1 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

1 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

3 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

3 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

3 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

4 hari lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

5 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

5 hari lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya