Jerman Minta Maaf Atas Pembantaian Terhadap Orang-orang Namibia

Jumat, 28 Mei 2021 17:05 WIB

Tengkorak manusia dari orang-orang etnis Herero dan Nama ditampilkan dalam sebuah upacara di Berlin, Jerman, 29 Agustus 2018, untuk menyerahkan sisa jasad dari Jerman ke Namibia setelah genosida 1904-1908 terhadap Herero dan Nama. [REUTERS / Christian Mang]

TEMPO.CO, Jakarta - Jerman pada Jumat meminta maaf atas pembantaian orang-orang dari suku Herero dan Nama di Namibia era kolonial seabad lebih lalu.

Permintaan maaf ini sekaligus pengakuan resmi pertama Jerman atas genosida dan setuju untuk mendanai proyek miliaran euro.

Tetapi kepala suku Herero Vekuii Rukoro menolak kesepakatan pemerintah Jerman dan Namibia karena tidak termasuk pembayaran kompensasi atas pembantaian.

"Itu adalah kesepakatan kucing dalam karung alih-alih ganti rugi atas kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Rukoro, mengacu pada komitmen Jerman untuk mendanai 1,1 miliar euro (Rp 19,2 triliun) proyek rekonstruksi dan pembangunan di Namibia, dikutip dari Reuters, 28 Mei 2021.

"Tidak ada orang Afrika yang menghargai diri sendiri akan menerima penghinaan seperti itu di zaman sekarang ini dari apa yang disebut sebagai bangsa Eropa yang beradab," tegasnya.

Advertising
Advertising

Tentara Jerman membunuh sekitar 65.000 Herero dan 10.000 Nama dalam kampanye militer 1904-1908 setelah pemberontakan melawan perampasan tanah oleh penjajah dalam apa yang oleh para sejarawan dan PBB telah lama disebut sebagai genosida pertama abad ke-20.

Meskipun sebelumnya Jerman telah mengakui "tanggung jawab moral" atas pembunuhan tersebut, Jerman telah menghindari permintaan maaf resmi atas pembantaian tersebut untuk menghindari klaim kompensasi.

Dalam pernyataan yang mengumumkan kesepakatan dengan Namibia setelah lebih dari lima tahun perundingan, Menteri Luar Negeri Heiko Maas mengatakan peristiwa masa kolonial Jerman harus dicap sebagai catatan yang tidak boleh diabaikan.

"Kami sekarang juga akan secara resmi menyebut peristiwa-peristiwa ini dari sudut pandang hari ini: genosida," kata Maas.

"Demi kejelasan sejarah dan tanggung jawab moral Jerman, kami akan meminta pengampunan dari Namibia dan keturunan para korban," katanya.

Pendanaan Jerman akan secara langsung menguntungkan komunitas yang terkena dampak genosida, katanya.

Media Namibia melaporkan pada hari Kamis bahwa uang tersebut akan mendukung infrastruktur, perawatan kesehatan dan program pelatihan selama 30 tahun.

Anne Marcus, seorang Jerman berusia 34 tahun yang tinggal di Namibia, mengatakan dia curiga dengan pengumuman itu karena itu terjadi pada saat Namibia sedang rentan secara finansial.

"Saya pikir ini adalah waktu yang sangat tepat bagi Jerman untuk bertindak dan menyetujui sesuatu, mengetahui bahwa ada kemungkinan bagi Namibia untuk menerima tawaran apa pun yang datang kepada mereka. Jadi saya tidak sepenuhnya yakin keadilan telah diberikan," katanya .

Negara Afrika barat daya itu mengalami kontraksi ekonomi terburuk dengan rekor 8% pada tahun 2020 karena dilanda pandemi virus corona.

Bulan lalu, Namibia menerima dana pertama kalinya dari IMF untuk mengatasi posisi fiskal negara yang memburuk.

Jerman, yang kehilangan semua wilayah kolonialnya setelah Perang Dunia Pertama, adalah kekuatan kolonial terbesar ketiga setelah Inggris dan Prancis. Namun, masa kolonialnya diabaikan selama beberapa dekade sementara sejarawan dan politisi lebih fokus pada warisan kejahatan Nazi, termasuk Holocaust.

Pada 2015, Jerman memulai negosiasi formal dengan Namibia atas masalah ini dan pada 2018 mengembalikan tengkorak dan sisa jasad suku yang dibantai lainnya yang digunakan dalam eksperimen era kolonial untuk menegaskan klaim superioritas rasial bangsa Eropa.

Baca juga: Emmanuel Macron Minta Maaf, Akui Prancis Terlibat Genosida Rwanda

REUTERS

Berita terkait

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

6 jam lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

16 jam lalu

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

Israel telah meminta warga Palestina untuk mengosongkan bagian-bagian kota Rafahit di Gaza untuk persiapan serangan terhdap Hamas.

Baca Selengkapnya

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

17 jam lalu

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan rencana serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

2 hari lalu

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

Borussia Dortmund mengumumkan, Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

3 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

4 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Keindahan Big Daddy Dune, Bukit Pasir Menjulang yang Menarik Turis ke Namibia

4 hari lalu

Keindahan Big Daddy Dune, Bukit Pasir Menjulang yang Menarik Turis ke Namibia

Terletak di jantung Gurun Namib yang terpencil, Big Daddy Dune menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Namibia.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

4 hari lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

5 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Turis Pose Telanjang di Big Daddy Dune, Pemerintah Namibia Marah

5 hari lalu

Turis Pose Telanjang di Big Daddy Dune, Pemerintah Namibia Marah

Big Daddy Dune menjadi simbol keindahan alam Namibia dan menjadi tujuan populer bagi para wisatawan yang mencari petualangan.

Baca Selengkapnya