Cina Akhirnya Akui Efikasi Vaksin COVID-19 Mereka Tidak Tinggi

Selasa, 13 April 2021 07:00 WIB

Proses produksi vaksin COVID-19 dalam Institut Produk Biologi Beijing dari China National Biotec Group (CNBG) Sinopharm, selama kunjungan di Beijing, Cina 26 Februari 2021. REUTERS/Tingshu Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Efektivitas vaksin COVID-19 buatan Cina ternyata tidak setinggi harapan. Hal itu diakui oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Cina, Gao Fu. Ia berkata, efektivtas vaksin COVID-19 buatan negeri tirai bambu masih kurang tinggi dan otoritas kesehatan setempat tengah berupaya untuk meningkatkannya.

"Tingkat perlindungan dari vaksin COVID-19 yang ada sekarang kurang tinggi," ujar Gao Fu, dikutip dari CNN, Senin, 12 April 2021

Gao Fu melanjutkan, tiga opsi tengah dipertimbangkan oleh otoritas kesehatan Cina. Opsi pertama, meningkatkan jumlah dosis yang perlu diberikan kepada warga. Opsi selanjutnya, mengubah ukuran atau jeda untuk suntikan dosis kedua.

Opsi yang terakhir adalah mencampur vaksin COVID-19 yang dibuat dengan teknologi berbeda. Sejauh ini, kata Gao Fu, kajian masih dilakukan untuk menentukan mana langkah yang paling pas.

Pernyataan Gao Fu pada jumpa pers di Chengdu tersebut adalah hal yang tak terduga. Selama ini, Cina rutin mengklaim bahwa vaksin COVID-19 mereka seperti Sinovac dan Sinopharm memiliki efikasi tinggi dan pantas untuk dipakai. Tidak pernah sebelumnya mereka mengakui vaksin yang ada belum sesuai harapan.

Meski pernyataan Gao Fu tersebut tak terduga, hal itu lebih ke arah adanya pengakuan dari Cina. Apabila mengacu pada kajian-kajian yang sudah beredar, rendahnya efikasi vaksin COVID-19 Cina sebenarnya bukan rahasia lagi. Hal itu sudah beberapa kali disinggung oleh berbagai negara.

Seorang perempuan menerima vaksin Covid-19 CoronaVac buatan Sinovac China setelah ratusan penduduk di distrik tersebut dinyatakan positif mengidap penyakit coronavirus di Bangkok, Thailand, 7 April 2021. [REUTERS / Athit Perawongmetha]

Sebagai contoh, dalam uji efikasi di Brasil, Sinovac didapati hanya memiliki efektivitas 50,4 persen. Di Turki, efikasinya tercatat 83,5 persen. Sementara itu, untuk dua vaksin COVID-19 buatan Sinopharm, keduanya memiliki efektivitas 79,4 persen dan 72,5 persen.

Angka tersebut ketinggalan jika dibandingkan dengan vaksin COVID-19 buatan Amerika, Pfizer serta Moderna. Pfizer memiliki efektivitas 97 persen sementara efektivitas Moderna tercata 94 persen.

Adapun vaksin-vaksin COVID-19 buatan Cina tersebut sudah dipakai di lebih dari 60 negara. Salah satu di antaranya adalah Indonesia. Saking banyaknya negara yang memakai vaksin mereka, beberapa pihak sempat menduga Cina mencoba memainkan pengaruhnya dengan memanfaatkan kebutuhan atas vaksin COVID-19,

Merespon pernyataan Gao Fu, Pemerintah Cina langsung memblokir diskusi atau konten terkait di internet. Selain itu, via Global Times, mereka juga menerbitkan klarifikasi dari Gao yang menyatakan statementnya disalahpahami.

"Tingkat perlindungan terkadang bisa tinggi ataupun rendah. Bagaimana meningkatkan efikasi itu jelas harus terus dipertimbangkan oleh berbagai ilmuan," ujar keterangan baru Gao Fu.

Peneliti dari Council of Foreign Relation, Yanzhong Huang, menyatakan klarifikasi dari Gao Fu menandakan Pemerintah Cina masih berupaya mengendalikan informasi apapun terkait COVID-19. Hal itu, kata ia, termasuk membabat pernyataan yang bertentangan dengan narasi utama pemerintah soal vaksin COVID-19.

Baca Juga: Anthony Blinken Kecewa Cina Tak Beri Akses Riset Asal Usul Virus Corona

ISTMAN MP | CNN




Berita terkait

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

5 jam lalu

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

Tuan rumah jadi juara umum dengan dua gelar di Thailand Open 2024, tiga gelar lainnya diraih Cina, India, dan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

18 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

18 jam lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

19 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

1 hari lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

4 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya