Aparat Junta Myanmar Tembak Demonstran dengan Peluru Granat, 82 Orang Tewas

Minggu, 11 April 2021 17:00 WIB

Seorang pria memberi salam tiga jari saat melewati ban yang terbakar saat memprotes kudeta militer, di Mandalay, Myanmar 1 April 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan keamanan junta Myanmar menembakkan peluru granat ke pengunjuk rasa di sebuah kota dekat Yangon pada Jumat, menewaskan lebih dari 80 orang, menurut kelompok pemantau Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) dan media Myanmar.

Rincian korban tewas di kota Bago, 90 km timur laut Yangon, pada awalnya tidak tersedia karena pasukan keamanan menumpuk mayat di kompleks pagoda Zeyar Muni dan menutup daerah tersebut, menurut saksi mata dan media setempat, dikutip dari Reuters, 11 April 2021.

AAPP dan Myanmar Now mengatakan pada hari Sabtu bahwa 82 orang tewas selama protes terhadap kudeta militer 1 Februari di negara itu. Penembakan dimulai sebelum fajar pada hari Jumat dan berlanjut hingga sore hari, kata Myanmar Now.

"Ini seperti genosida," lapor Myanmar Now mengutip seorang koordinator protes bernama Ye Htut.

Banyak penduduk kota telah melarikan diri, menurut keterangan di media sosial.

Advertising
Advertising

Seorang juru bicara junta militer Myanmar tidak dapat dihubungi Reuters pada hari Sabtu.

Petugas keamanan junta berjalan di jalan selama tindakan keras di Bago, Myanmar 9 April 2021 dalam gambar diam yang diperoleh Reuters dari sebuah video.[REUTERS]

AAPP, yang mencatat jumlah harian pengunjuk rasa yang terbunuh dan ditangkap oleh pasukan keamanan Myanmar, sebelumnya mengatakan 618 orang telah tewas sejak kudeta.

Angka itu dibantah oleh militer Myanmar.

Juru bicara junta Myanmar, Mayjen Zaw Min Tun, mengatakan pada konferensi pers pada hari Jumat di ibu kota, Naypyitaw, bahwa militer telah mencatat 248 kematian warga sipil dan 16 kematian polisi, dan mengatakan tidak ada senjata otomatis yang digunakan oleh pasukan keamanan.

Aliansi kelompok etnis bersenjata Myanmar yang menentang tindakan keras junta, menyerang sebuah kantor polisi di timur pada Sabtu dan sedikitnya 10 polisi tewas, kata media Myanmar.

Kantor polisi di Naungmon di negara bagian Shan diserang pada pagi hari oleh pejuang dari aliansi yang mencakup Tentara Arakan, Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang dan Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar, media melaporkan.

Baca juga: Human Rights Watch: Junta Myanmar Pakai Hukuman Mati untuk Takuti Demonstran

Shan News mengatakan sedikitnya 10 polisi tewas, sedangkan media berita Shwe Phee Myay menyebutkan jumlah korban tewas 14.

Penguasa militer Myanmar mengklaim pada hari Jumat bahwa protes terhadap pemerintahannya berkurang karena orang-orang menginginkan perdamaian, dan akan mengadakan pemilu dalam dua tahun.

Anggota parlemen Myanmar yang digulingkan mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat untuk mengambil tindakan terhadap militer.

"Rakyat kami siap membayar berapa pun biaya untuk mendapatkan kembali hak dan kebebasan mereka," kata Zin Mar Aung, yang telah ditunjuk sebagai penjabat menteri luar negeri untuk sekelompok anggota parlemen Myanmar yang dikudeta.

Zin Mar Aung mendesak anggota Dewan Keamanan PBB untuk menerapkan tekanan langsung dan tidak langsung pada junta Myanmar.

REUTERS

Berita terkait

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

2 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

7 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

7 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

12 hari lalu

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

15 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

15 hari lalu

5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

Kementerian Luar Negeri sedang bekerja sama dengan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok menangani kasus lima WNI terjerat online scam.

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

21 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

23 hari lalu

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Rakhine, MER-C Minta Rumah Sakit Tak Diusik Pihak Bertikai Myanmar

24 hari lalu

Bentrok di Rakhine, MER-C Minta Rumah Sakit Tak Diusik Pihak Bertikai Myanmar

Ketua Presidium MER-C berharap Rumah Sakit Indonesia di Rakhine menjadi tempat netral di tengah konflik bersenjata Myanmar.

Baca Selengkapnya