Kelompok Etnis Bersenjata Myanmar Akan Bertindak Jika Junta Terus Bunuh Pendemo

Sabtu, 27 Maret 2021 18:00 WIB

Tentara dari Tentara Negara Bagian Shan-Selatan berbaris dalam formasi selama parade militer merayakan Hari Nasional Negara Bagian Shan ke-69 di Loi Tai Leng, markas besar kelompok itu, di perbatasan Thailand-Myanmar 7 Februari 2016. [REUTERS / Soe Zeya Tun / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Faksi kelompok etnis bersenjata Myanmar tidak akan berdiam diri dan bakal bertindak jika pasukan junta militer terus membunuh pengunjuk rasa, kata pemimpin salah satu kelompok etnis bersenjata Myanmar pada hari Sabtu.

Setidaknya 50 pengunjuk rasa tewas oleh pasukan keamanan di seluruh Myanmar pada Sabtu, menurut media dan saksi setempat, saat junta merayakan Hari Angkatan Bersenjata tahunan untuk memperingati perlawanan bersenjata melawan penjajah Jepang pada 27 Maret.

"Hari Angkatan Bersenjata Myanmar bukanlah hari angkatan bersenjata, ini lebih seperti hari mereka membunuh orang," kata Jenderal Yawd Serk, ketua Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan/Tentara Negara Bagian Shan-Selatan (RCSS), kepada Reuters, 27 Maret 2021.

"Ini bukan untuk melindungi demokrasi juga, tapi bagaimana mereka merusak demokrasi ...Jika mereka terus menembaki pengunjuk rasa dan menindas orang, saya pikir semua kelompok etnis tidak akan hanya berdiam diri dan tanpa melakukan apa-apa," kata Jenderal Serk.

RCSS, yang beroperasi di dekat perbatasan Thailand, adalah salah satu dari beberapa kelompok etnis bersenjata yang mengecam kudeta militer dan berjanji untuk berdiri bersama para pengunjuk rasa. Dua puluh faksi etnis bersenjata Myanmar menguasai sebagian besar Myanmar.

Advertising
Advertising

Baca juga: Tentara Kemerdekaan Kachin Serbu Kamp Militer Myanmar

Berbicara pada parade militer sebelumnya, pemimpin junta Min Aung Hlaing mengatakan tugas militer adalah melindungi rakyat dan mempromosikan demokrasi, mengulangi janjinya akan pemilihan baru yang dilakukan setelah tentara mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari. Tetapi Jenderal Hlaing tidak menetapkan tanggal pemilu baru.

Junta militer mengatakan pemungutan suara 8 November 2020, yang dimenangkan secara telak oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi, dicurangi, memaksa militer untuk mengambil kendali.

Kematian terbaru jumlah korban tewas unjuk rasa pada Sabtu akan membuat total korban tewas menjadi 380 orang sejak protes menentang kudeta militer 1 Februari.

Banyak pengunjuk rasa menyerukan pembentukan tentara federal dan Yawd Serk mengatakan dia mendukung itu. "Kelompok etnis bersenjata sekarang memiliki musuh yang sama dan kita perlu bergandengan tangan dan melukai mereka yang menyakiti rakyat. Kita harus bersatu," kata pemimpin kelompok etnis bersenjata Myanmar itu.

REUTERS

Berita terkait

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

9 jam lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

2 hari lalu

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Rakhine, MER-C Minta Rumah Sakit Tak Diusik Pihak Bertikai Myanmar

3 hari lalu

Bentrok di Rakhine, MER-C Minta Rumah Sakit Tak Diusik Pihak Bertikai Myanmar

Ketua Presidium MER-C berharap Rumah Sakit Indonesia di Rakhine menjadi tempat netral di tengah konflik bersenjata Myanmar.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

3 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

8 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

9 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil Kurator IKN Berikan Contoh Negara yang Gagal Memindahkan Ibu Kota

12 hari lalu

Ridwan Kamil Kurator IKN Berikan Contoh Negara yang Gagal Memindahkan Ibu Kota

Ridwan Kamil pernah ingatkan Jokowi, IKN harus layak huni dan manusiawi jangan sampai gagal seperti pemindahan ibu kota baru di beberapa negara.

Baca Selengkapnya

Ditunjuk Jokowi Jadi Kurator IKN, Ridwan Kamil Belajar dari Kegagalan Malaysia dan Myanmar

14 hari lalu

Ditunjuk Jokowi Jadi Kurator IKN, Ridwan Kamil Belajar dari Kegagalan Malaysia dan Myanmar

Ridwan Kamil mengatakan bahwa IKN harus menjadi kota yang layak huni dan manusiawi, menghindari terulangnya kegagalan Malaysia dan Myanmar

Baca Selengkapnya

Profil Myanmar, negara yang terletak paling utara di ASEAN

23 hari lalu

Profil Myanmar, negara yang terletak paling utara di ASEAN

Profil Myanmar yang merupakan negara kawasan Asia Tenggara yang terletak di utara sebagai anggota ASEAN.

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

28 hari lalu

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya