50 Tahun Tempo: Merawat Indonesia di Era Pasca-Kebenaran
Reporter
TEMPO
Editor
Eka Yudha Saputra
Sabtu, 6 Maret 2021 23:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Wahyu Dhyatmika mengatakan pada acara 50 Tahun Tempo, saat ini media arus utama sedang berjuang di tengah era Post Truth atau Pasca-Kebenaran, termasuk Tempo sendiri.
Wahyu Dhyatmika, yang akrab dipanggil Komang, mengatakan saat ini masyarakat di era Post Truth lebih percaya apa yang diyakininya sebagai realitas alternatif daripada fakta.
"Jadi apa pun yang diberikan oleh kelompoknya, oleh orang-orang yang dia yakini sama pandangannya dengan dia, itulah fakta. Jadi fakta itu jadi tidak tunggal dan itu berbahaya sekali," kata Wahyu Dyatmika.
Jadi, kata Komang, Tempo berada di posisi yang unik, sebagai sebuah penerbit yang sejak awal punya tradisi jurnalistik kuat yang menekankan pada verifikasi dan konfirmasi, Tempo punya peran untuk mengajak orang kembali kepada fakta, pada realitas yang sudah diverifikasi.
"Untuk itu kita memang harus punya strategi bagaimana caranya Tempo berkompetisi di dunia digital dan bersaing banyak produsen informasi lain agar tetap bisa relevan dan menggaet pembaca," papar Wahyu Dhyatmika.
Tempo, aku Komang, sering menerima serangan atau didebat warganet tentang pelaporannya. Namun, yang diperdebatkan bukan pada fakta dan substansi, tetapi pada figur Tempo sendiri.
Tonton juga: 50 Tahun Tempo: Bersama Merawat Indonesia
"Oleh karena itu salah satu kunci redaksi selalu transparan, jujur aja. Itulah yang disampaikan Mas Bambang Harymurti (Pemred Majalah Tempo 1999-2006) kenapa harus ada rubrik opini, karena opini itu menjelaskan motif Tempo, ada apa di balik tulisan itu dan dari mana kita sampai pada kesimpulan itu"
"Transparansi Tempo adalah kunci, dan fungsi keterlibatan menciptakan kontrak relasional dengan pembaca," tutur Wahyu Dhyatmika dalam perayaan puncak 50 Tahun Tempo, yang juga dihadiri lima pemimpin redaksi Tempo periode sebelumnya.