Pentagon Bikin Panel Surya yang Bisa Kirim Listrik ke Bumi dari Luar Angkasa

Senin, 1 Maret 2021 12:00 WIB

Ruang vakum termal memungkinkan PRAM untuk diuji dalam kondisi seperti luar angkasa di lab pada 9 Oktober 2019.[US Navy/CNN]

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan yang bekerja untuk Pentagon sukses menguji coba panel surya yang bisa mengirim listrik dari luar angkasa ke semua area di Bumi.

Panel surya seukuran kotak pizza ini, yang dikenal dengan Photovoltaic Radiofrequency Antenna Module (PRAM), pertama kali diluncurkan pada Mei 2020, menurut laporan CNN, 1 Maret 2021.

Photovoltaic Radiofrequency Antenna Module (PRAM) terpasang ke drone X-37B Pentagon, untuk memanfaatkan cahaya dari matahari untuk diubah menjadi listrik. Pesawat tak berawak itu memutar Bumi setiap 90 menit.

Panel ini dirancang untuk memanfaatkan cahaya di luar angkasa dengan sebaik-baiknya tanpa melewati atmosfer, sehingga bisa mempertahankan energi gelombang biru, yang membuatnya lebih kuat daripada sinar matahari yang mencapai Bumi. Cahaya biru berdifusi saat memasuki atmosfer, itulah yang membuat langit tampak biru.

"Kami mendapatkan banyak sinar matahari ekstra di luar angkasa hanya karena itu," kata Paul Jaffe, salah satu pengembang proyek tersebut, mengatakan kepada CNN.

Advertising
Advertising

Eksperimen terbaru menunjukkan bahwa panel 30x30 cm mampu menghasilkan sekitar 10 watt energi untuk transmisi, kata Jaffe. Daya itu cukup untuk memberi daya listrik pada komputer tablet.

Jika proyek ini ditingkatkan dan dikembangkan, maka teknologi ini dapat merevolusi energi listrik dan bisa didistribusikan ke pelosok dunia di manapun.

Photovoltaic Direct Current to Radio Frequency Antenna Module (PRAM) berada di dalam ruang vakum termal selama pengujian di Laboratorium Riset Angkatan Laut AS di Washington DC, Amerika Serikat.[CNN]

Jaffe mengatakan teknologi ini bisa berkontribusi pada jaringan listrik terbesar di Bumi.

"Beberapa visi memiliki ruang surya yang cocok atau melebihi pembangkit listrik terbesar saat ini atau beberapa gigawatt, jadi cukup untuk sebuah kota," katanya.

Unit tersebut belum benar-benar mengirim daya langsung kembali ke Bumi, tetapi teknologinya telah terbukti. Jika proyek tersebut berkembang menjadi antena surya antariksa selebar satu kilometer, proyek itu dapat memancarkan gelombang mikro yang kemudian akan diubah menjadi listrik bebas bahan bakar ke bagian mana pun di planet ini dalam sekejap.

"Keunggulan unik yang dimiliki satelit tenaga surya dibandingkan sumber daya lainnya adalah transmisi global ini," kata Jaffe. "Anda dapat mengirim listrik ke Chicago dan sepersekian detik kemudian, jika Anda perlu, kirimkan ke London atau Brasilia."

Baca juga: Atasi Krisis, Cina Akan Bangun Pembangkit Listrik di Luar Angkasa

Namun, salah satu kendala proyek ini adalah kelayakan ekonomi. "Membangun perangkat keras untuk luar angkasa itu mahal. Dan (biaya) itu, dalam 10 tahun terakhir, akhirnya mulai turun," kata Jaffe.

Meski demikian Jaffe mengatakan ada beberapa keuntungan membangun panel surya di luar angkasa. "Di Bumi, kita mengalami gravitasi yang mengganggu, yang membantu menjaga benda-benda tetap di tempatnya, tetapi menjadi masalah ketika Anda mulai membangun benda-benda yang sangat besar, karena benda-benda itu harus menopang beratnya sendiri," kata Jaffe.

Misi pesawat luar angkasa X-37B AS dieksekusi dengan sangat rahasia, di mana eksperimen PRAM menjadi salah satu dari sedikit detail yang diketahui tujuannya. Pada bulan Januari, Jaffe dan rekan pemimpin proyek PRAM Chris DePuma, merilis hasil pertama dari eksperimen mereka di IEEE Journal of Microwaves, yang menunjukkan eksperimen tersebut berhasil.

Proyek panel surya PRAM ini telah didanai dan dikembangkan di bawah Pentagon, Dana Peningkatan Kemampuan Energi Operasional (OECIF), dan Laboratorium Riset Angkatan Laut AS di Washington DC.

CNN

Berita terkait

PLN Bangun SPLU Pertama di Pulau Moyo

1 hari lalu

PLN Bangun SPLU Pertama di Pulau Moyo

PLN membangun Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) pertama di Pulau Moyo. Pulau indah yang pernah disinggahi Lady Diana Spencer.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

5 hari lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

6 hari lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

10 hari lalu

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.

Baca Selengkapnya

FIF Dapatkan Pembiayaan Hijau, untuk Leasing Motor Listrik hingga Panel Surya

10 hari lalu

FIF Dapatkan Pembiayaan Hijau, untuk Leasing Motor Listrik hingga Panel Surya

FIF mendapatkan pembiayaan hijau senilai USD 60 juta dari tiga bank asal Jepang. Modal itu buat leasing motor listrik hingga panel surya.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

11 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

13 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu

14 hari lalu

Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu

Ia terbang dengan pesawat Soyuz TM-32 bersama kosmonot Rusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ahli fisika rekayasa antariksa ini membayar US$ 20 juta.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

15 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

15 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya