Pangeran Harry: Saya Tinggalkan Inggris Karena Media yang Toxic
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Jumat, 26 Februari 2021 20:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Harry akhirnya mengungkapkan alasan ia memutuskan keluar dari Inggris. Dikutip dari kantor berita Reuters, Pangeran Harry menyatakan alasan utamanya adalah media Inggris yang toxic. Menurutnya, media-media Inggris terlalu membabibuta dalam memberitakan dirinya dan hal tersebut berdampak pada kejiwaannya.
"Kita semua tahu seperti apa media di Inggris. Mereka menghancurkan kejiwaan saya dan menuruk saya ini benar-benar buruk, toxic. Apa yang saya lakukan adalah hal yang sudah sepantasnya dilakukan kepala keluarga manapun, membawa keluarga saya keluar dari Inggris," ujar Pangeran Harry, Jumat, 26 Februari 2021.
Selain itu, Pangeran Harry juga mengklarifikasi kabar dirinya dibebastugaskan dari kegiatan-kegiatan Kerajaan Inggris. Pangeran Harry berkata, meski dirinya sudah berpisah dari Kerajaan Inggris, ia tidak sepenuhnya bebas dari tugas-tugas publik. Ia akan tetap melakukannya jika diperlukan.
Pekan lalu, Kerajaan Inggris mengumumkan bahwa Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, secara resmi telah berpisah dari keluarga Monarki. Dengan begitu, secara otomatis, mereka juga telah bebas dari tugas-tugas Kerajaan Inggris termasuk segala keistimewaan yang selama ini didapat.
"Saya tidak pernah benar-benar menjauhi Kerajaan Inggris. Pernyataan yang tepat adalah saya menjaga jarak dibanding mundur (dari Kerajaan Inggris). Seperti yang bisa kalian lihat, situasinya cukup rumit."
"Apapun keputusan yang dibuat Kerajaan Inggris, saya tidak akan pernah benar-benar jauh dari mereka," ujar Harry menegaskan.
Sejak memutuskan untuk keluar dari Keraajan Inggris, Pangeran Harry dan Meghan Markle menetap di benua Amerika. Mereka sempat tinggal di Kanada selama beberapa saat sebelum pindah ke California.
Kebencian Pangeran Harry terhadap media Inggris sendiri tidak pernah ia tutup-tutupi. Salah satu hal yang tidak ia suka adalah bagaimana ras istrinya, yang merupakan percampuran Kaukasian dan Afrika-Amerika, kerap dijadikan bahan bullying dan rasisme.
Selain itu, Pangeran Harry juga tidak senang dirinya dan Meghan dibanding-bandingkan dengan Ratu Elizabeth II. Sebagaimana diketahui, ratu berusia 94 tahun itu menunjukkan dedikasi tinggi dalam tugasnya selama 69 tahun memimpin Monarki.
Sikap tersebut berujung pada sejumlah kasus hukum ke beberapa media Inggris. Awal bulan ini, misalnya, Meghan Markle berhasil memenangkan gugatan terhadap tabloid Inggris yang mempublikasikan surat ia kepada ayahnya. Tak lama kemudian, ganti Pangeran Harry memenangkan perkara serupa terhadap media yang sama karena memberitakannya sebagai desertir.
Baca juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle Akhirnya Bebas dari Tugas Kerajaan Inggris
ISTMAN MP | REUTERS