WHO Imbau Negara Anggota Sumbangkan Vaksin COVID-19 via COVAX

Jumat, 19 Februari 2021 07:00 WIB

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19, yang disebabkan oleh virus corona baru, di markas besar WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, meminta negara-negara anggotanya untuk tidak menyumbangkan vaksin COVID-19 sendiri-sendiri. Sebaliknya, ia meminta merika untuk menyumbangkan via COVAX yang memang dibentuk WHO untuk mendistribusikan vaksin COVID-19.

Imbauan itu dikeluarkan Ghebreyesus usai mendapati negara-negara anggotanya menyumbangkan vaksin COVID-19 secara sepihak. Cina, misalnya, menyumbang vaksin COVID-19 ke Afrika, sementara Rusia menyumbangkan vaksin ke Amerika Latin. Menurut Ghebreyesus, hal itu tidak menyelesaikan masalah ketimpangan distribusi vaksin COVID-19.

"Bantuan secara one on one seperti itu malah mengganggu upaya COVAX untuk menyetarakan distribusi vaksin COVID-19 di dunia. Sumbangkan via COVAX untuk bantu kamu menyelesaikan masalah ketimpangan vaksin," ujar Ghebreyesus, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 18 Februari 2021.

Apabila mengacu pada pernyataan PBB pada Rabu kemarin, 75 persen suplai vaksin COVID-19 dikuasai oleh 10 negara saja. Kesepuluh negara itu kebanyakan negara-negara kaya. Padahal, masih ada 130 negara di dunia yang belum menerima satupun dosis vaksin COVID-19 hingga sekarang.

Petugas medis menunjukan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech COVID-19. Badan Obat Norwegia (NMA) mengatakan hasil otopsi terhadap 13 jenazah menunjukkan bahwa efek samping umum vaksin covid-19 REUTERS/Andreas Gebert


Ghebreyesus melanjutkan, WHO bersedia menyesuaikan kebijakan distribusi vaksin COVID-19 oleh COVAX apabila negara anggota memiliki preferensi tertentu. Ia mengklaim paham sejumlah bantuan diberikan ke suatu negara bukan karena faktor kebutuhan saja, tetapi kedekatan dan hubungan spesial.

"Apa yang kami bisa lakukan jika vaksin disumbangkan via COVAX, bantuan untuk negara tertentu akan kami pastikan sampai ke sana sementara suplai yang kami punya dikirim ke negara lain," ujar Ghebreyesus untuk memastikan tidak ada pengiriman ganda dan vaksin bisa terdistribusi secara rata.

Adapun tantangan bagi WHO bakal berasal dari Uni Eropa di mana mengusai mayoritas pemesanan suplai vaksin COVID-19. Mereka mengembangkan mekanisme distribusi sendiri, bukan bagian dari COVAX. Hal itu besar kemungkinan dipicu kekesalan mereka soal suplai vaksin yang tidak sesuai target.

Penasehat WHO, Bruce Aylward, mengatakan negara-negara kaya di Uni Eropa dan Kanada sesungguhnya sudah mendekatinya. Mereka, kata Aylward, tertarik menggunakan jasa COVAX. Sayangnya, ketertarikan itu belum berubah menjadi langkah nyata.

"Banyak yang tertarik, tapi tidak ada kelanjutannya," ujar Aylward soal tantangan distribusi vaksin COVID-19. Sejauh ini, COVAX baru memegang suplai vaksin COVID-19 dari Pfizer dan AstraZeneca.

Baca juga: PBB: 75 Persen Vaksin COVID-19 Dikuasai 10 Negara

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

13 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya