AstraZeneca: Vaksin Varian Baru COVID-19 Siap di Semester Dua

Jumat, 12 Februari 2021 15:30 WIB

Seorang petugas kesehatan berbicara dengan sukarelawan sebelum melakukan uji coba vaksin Covid-19 AstraZeneca di Wits RHI Shandukani Research Centre, Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. Vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, telah sebagai kandidat utama dunia dan yang paling maju dalam hal pengembangan. REUTERS/Siphiwe Sibeko

TEMPO.CO, Jakarta - AstraZeneca memastikan pengembangan vaksin untuk varian baru COVID-19 terus berjalan. Jika tidak ada halangan, maka vaksin baru tersebut akan selesai dikembangkan antara pertengahan hingga akhir tahun 2021. Adapun pengembangan, kata AstraZeneca, telah dilakukan sejak akhir tahun lalu ketika varian baru COVID-19 pertama kali terdeteksi.

"Kami bergerak cepat dan memiliki beberapa varian vaksin COVID-19 dalam pengembangan yang kemudian akan kami seleksi begitu uji klinik dimulai," ujar Kepala Riset Biofarmasi AstraZeneca, Mene Pangalos, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Jumat, 12 Februari 2021

Pernyataan AstraZeneca tersebut menyusul sejumlah masalah yang mereka hadapi beberapa pekan terakhir. Di Eropa, misalnya, mereka mendapat tekanan karena gagal memenuhi suplai vaksin COVID-19 yang dijanjikan ke berbagai negara. Uni Eropa sampai menyusun kebijakan pembatasan ekspor vaksin COVID-19 untuk memastikan mereka tetap mendapat suplai.

Di Afrika Selatan, vaksin COVID-19 AstraZeneca batal digunakan. Gara-garanya, studi di sana mendapati vaksin COVID-19 AstraZeneca hanya memberikan perlindungan terbatas terhadap gejalan ringan dan menengah dari varian baru COVID-19.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic


Sebagai gantinya, Afrika Selatan memutuskan untuk menggunakan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson sembari memikirkan bagaimana memanfaatkan produk AstraZeneca yang sudah kadung mereka miliki.

CEO dari AstraZeneca, Pascal Soriot, meminta agar negara manapun tidak menyingkirkan vaksin dari perusahaanya. Ia menjamin vaksin AstraZeneca tetap memberikan perlindungan dan sudah teruji. Terutama, kata ia, untuk gejala COVID-19 yang parah.

"Kita bisa bahas banyak detil, namun kalian harus melihat gambaran besarnya. Gambaran besarnya, vaksin ini sudah disahkan oleh berbagai regulator dan sudah diuji. Bulan Februari ini kami akan memproduksi 100 juta dosis," ujar Soriot.

Secara terpisah, Uni Afrika memastikan vaksin AstraZeneca akan tetap dipakai. Namun, suplai vaksin yang ada akan diarahkan ke negara-negara Afrika yang tidak menghadapi varian baru COVID-19. "Kami tidak akan membuang 100 juta dosis vaksin yang kami miliki," ujar John Nkengasong, Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Afrika.

Baca juga: Afrika Selatan Batal Gunakan Vaksin COVID-19 AstraZeneca

ISTMAN MP | AL JAZEERA


Berita terkait

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

13 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

13 jam lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

14 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

2 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

2 hari lalu

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

Afrika Selatan meminta ICJ untuk mendesak Israel agar segera menarik pasukannya dan menghentikan serangan militer mereka di Kota Rafah, Gaza

Baca Selengkapnya

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

3 hari lalu

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

Afrika Selatan kembali membawa kasus genosida Israel ke ICJ dan meminta penghentian darurat serangan ke Rafah.

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

3 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Besaran Iuran BPJS Kesehatan setelah Diganti KRIS, Profil Grace Natalie hingga Lowongan Kerja di Kominfo

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Besaran Iuran BPJS Kesehatan setelah Diganti KRIS, Profil Grace Natalie hingga Lowongan Kerja di Kominfo

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 15 Mei 2024 antara lain tentang besaran iuran BPJS Kesehatan setelah diganti sistem KRIS.

Baca Selengkapnya