TEMPO Interaktif, Male: Bekas narapidana politik menyapu kemenangan dalam pemilihan presiden demokratis pertama di Maladewa hari ini. Muhammad "Anni" Nasheed meraup 54,21 persen suara mengalahkan pesaingnya yang juga presiden terlama di Asia, Maumoon Abdul Gayoom yang mendapat 45,79 persen suara.
"Saya ingin transisi damai," kata Nasheed kepada wartawan saat mengunjungi sebuah masjid. "Saya ingin para pendukung tetap tenang." Ribuan pendukungnya langsung turun ke jalan-jalan setelah petang, berkeliling di ibu kota pulau seluas 2,5 kilometer persegi, Male, sambil mengibarkan bendera kuning yang mewakili warna partainya.
Gayoom, 71 tahun, memerintah pulau surga para turis itu sejak 1978, dan berulang kali menjebloskan Nasheed ke penjara setiap periodenya selama 6 tahun. Belum ada keterangan dari Gayoom atau tim suksesnya.
Gayoom gagal meraih kemenangan mutlak dalam ronde pertama pemungutan suara tiga pekan lalu, membuat lawannya Nasheed, 41 tahun, melaju dengan cepat. Nasheed yang digambarkan Amnesti Internasional sebagai "Tahanan Suara Hati", telah berjanji untuk memberantas korupsi, mendistribusikan layanan kesehatan yang lebih baik dan komunikasi untuk pulau-pulau terpencil, memotong pengeluaran negara, memprivatisasi perusahaan milik negara, dan mengubah istana presiden yang mewah menjadi universitas pertama di negeri itu.
Saat hasil pemungutan suara diumumkan para pendukung Nasheed tampak saling berpelukan di jalanan tepi pantai tempat para pemuda menggelar tenda selama berhari-hari untuk mendukung kampanyenya. "Ini adalah kegembiraan spontan, " kata Aishath Aniya seorang pendukung Nasheed.
Seorang guru, Fathimath Niusha, 27 tahun, mengatakan dia sangat ingin perubahan kepemimpinan. "Saya ingin melihat bagaimana (negara ini) di bawah presiden baru," kata Niusha. "Seluruh hidup saya di bawah Gayoom."
Maladewa adalah negara muslim Sunni dengan 300 ribu penduduk. Sebelumnya belum pernah ada pemilihan umum multi partai di sana. Hingga beberapa tahun lalu, setiap orang yang mendeklarasikan keinginan untuk menduduki kursi presiden akan dibuang ke pulau tak berpenghuni.
Pemilu ini adalah buah dari janji Gayoom untuk membawa kebebasan berpolitik di negara itu di tengah kebangkitan protes pro demokrasi dan tekanan dunia internasional.
AFP| JULI