Keuntungan Restoran di Jepang Tergerus Status Darurat Nasional

Sabtu, 9 Januari 2021 16:00 WIB

Yasuyuki Shimahara, pemilik "izakaya" atau bar makan bergaya Jepang, bersiap untuk menutup tokonya sampai pandemi dan status darurat nasional berakhir di Tokyo, Jepang 8 Januari 2021. REUTERS/Akira Tomoshige

TEMPO.CO, Jakarta - Yusuke Aoi, pemilik sebuah bar di Tokyo, hanya bisa pasrah dengan penurunan pendapat sejak wabah virus corona mewabah pertama kali di Jepang. Tokyo yang sekarang berstatus darurat nasional dikhawatirkan akan membuat pemasukan pengusaha sepertinya semakin terpuruk.

Jepang pada Kamis, 7 Januari 2021, telah memberlakukan status darurat nasonal selama sebulan ke depan untuk wilayah Ibu Kota Tokyo dan tiga perfektur tetangga lainnya. Keputusan itu demi menekan penyebaran virus corona.

Jazz Lounge En Counter bar di Tokyo berupaya mencegah penyebaran virus corona antar tamu dan pelayan bar. Sumber: Reuters/asiaone.com

Advertising
Advertising

Pengekangan gerak sosial masyarakat lewat status darurat nasional ini tidak seketat tahun lalu, di mana masyarakat sebagian besar diminta untuk tidak keluar rumah. Kali ini, masyarakat hanya diminta untuk berada di rumah terhitung mulai pukul 8 malam, kecuali mereka punya alasan mendesak untuk keluar rumah.

Buntut dari peraturan ini, restoran dan bar juga diminta untuk tutup pada pukul 8 malam. Mereka tidak boleh lagi melayani pembeli yang ingin membeli minuman beralkohol setelah pukul 7 malam. Pemerintah Jepang akan memberikan subsidi bagi mereka yang mematuhi peraturan ini.

Aturan ini menjadi pukulan telak bagi para pemilik restoran dan bar di empat wilayah yang kena status darurat nasional. Sebelumnya, mereka sudah menderita kerugian karena banyak orang bekerja dari rumah. Pemilik restoran tradisional Jepang yang menyajikan makanan kecil dan alkohol, tak punya banyak pilihan dengan terbitnya aturan ini.

“Konsumen biasanya mulai berbondong-bondong mendatangi restoran sekitar pukul 7 malam. Jika kami hanya boleh menyediakan alkohol sampai pukul 7 malam, maka tidak ada gunanya buka restoran di malam hari,” kata Setouchi Lemon Shokudo, 29 tahun, manajer restoran.

Sementara itu, Aoi mengaku penjualannya turun sampai 70 persen sejak pandemi virus corona terjadi. Pasalnya, banyak orang bekerja dari rumah dan mereka menghindari tempat-tempat berkerumun. Bar milik Aoi sekarang hanya melayani makan siang dan ini tentu saja tak cukup untuk memenuhi biaya untuk kebutuhan bisnis mereka.

Memangkas jam operasional pada sore hari, telah membuat bisnis milik Aoi dengan biaya operasional 1 juta yen per bulan (Rp 136 juta), terseok-seok. Biaya sebesar itu, untuk membayar upah karyawan dan kebutuhan sehari-hari bar. Dia memperkirakan, kerugian akan lebih bisa diminimalkan jika barnya tutup saja sekalian.

Jepang memberlakukan status darurat nasional di Tokyo, Chiba, Kanagawa dan Saitama demi menekan penyebaran virus corona di sana. Di wilayah itu, diperkirakan ada 150 ribu restoran dan bar.

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-japan-restaurants/traditional-japanese-bars-stagger-under-blow-of-second-coronavirus-emergency-idUSKBN29D1EX?il=0

Berita terkait

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

1 jam lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

5 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

8 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

12 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

13 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

1 hari lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

1 hari lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

1 hari lalu

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

Tersangka berinisial FA diduga membawa kabur uang di restoran Hotmen milik pengacara Hotman Paris

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

2 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya