100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Jumat, 8 Januari 2021 07:30 WIB

Seorang pengungsi membawa poster saat melakukan aksi protes epatriasi atau pemulangan para pengungsi di kamp Unchiprang di Teknaf, Bangladesh, 15 November 2018. Para pengungsi Rohingya beralasan khawatir keselamatan jiwa raga mereka jika harus kembali ke Myanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Myanmar menahan hampir 100 etnis Rohingya pada Rabu, 6 Januari 2021 setelah menggeledah sebuah rumah di Ibu Kota Yangon. Foto-foto yang beredar memperlihatkan laki-laki tanpa alas kaki dan perempuan dengan kerudung warna-warni duduk di sebuah lapangan.

Tin Maung Lwin, Kapten Kepolisian di Kota Shwe Pyi Thar, mengkonfirmasi penahanan tersebut. Namun dia menolak memberikan informasi lebih lanjut.

“Investigasi masih berlangsung,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Pengungsi Rohingya menaiki kapal saat akan dipindahkan ke Pulau Bhasan Char di Chattogram, Bangladesh, 4 Desember 2020. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

Dia hanya mengatakan ada sekitar 98 atau 99 orang yang sudah ditahan dalam penggeledahan itu. Etnis Rohingya yang ditahan tersebut akan dikirim ke sebuah pusat karantina untuk mencegah penyebaran virus corona.

Otoritas Myanmar beberapa kali melakukan penahanan pada etnis Rohingya dengan tuduhan melakukan perjalanan ilegal karena berusaha meninggalkan wilayah asal mereka di barat negara bagian Rakhine.

Amnesty Internasional menyebut sekitar 600 ribu etnis minoritas Rohingya di Myanmar hidup dalam kondisi apartheid. Sebagian besar dari mereka tinggal di kamp-kamp dan desa-desa yang terbatas dan tidak bisa melakukan perjalanan dengan bebas atau bahkan mengakses ke perawatan kesehatan dan pendidikan.

Sebagian besar etnis Rohingya tidak memiliki kewarga negaraan dan mereka dianggap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh, yang berbatasan wilayah dengan Myanmar.

“Ini sangat memalukan bahwa otoritas Myanmar masih melanjutkan kebijakan menahan etnis Rohingya karena mereka melakukan perjalanan di negara mereka sendiri,” kata John Quinley, pejabat senior HAM di Fortify Right.

Menurut Quinley, mereka yang ditahan di Yangon pada 6 Januari lalu harus segera dibebaskan tanpa syarat. Juru bicara Pemerintah Myanmar enggan berkomentar mengenai hal ini.

Sumber: https://in.reuters.com/article/myanmar-rohingya/myanmar-police-arrest-nearly-100-rohingya-in-raid-on-house-idINKBN29B1VI

Berita terkait

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

1 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

12 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

14 jam lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

14 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

14 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

15 jam lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

16 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

2 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

2 hari lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya