Indonesia Ekspor Ratusan Domba Hidup ke Brunei Darussalam

Sabtu, 26 Desember 2020 08:00 WIB

Sejumlah domba berada di kandang sebelum dikirim ke Brunei Darussalam melalui Bandara Udara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin 21 Desember 2020. Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian meluncurkan program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) dengan mengirim domba sebanyak 317 ekor per bulan dari total kuota 2.000 ekor. ANTARA FOTO/Umarul Faruq

TEMPO.CO, Jakarta - Ekspor Indonesia ke Brunei Darussalam mencetak sebuah capaian baru dengan tibanya 370 ekor domba hidup ke negara itu. Domba-domba tersebut yang diangkut melalui pesawat udara dari Surabaya pada 19 Desember 2020 lalu.

Pengiriman perdana tersebut merupakan bagian dari 1.200 ekor domba yang dipesan oleh PDS, yakni sebuah perusahaan pensuplai daging terbesar di Brunei, untuk pengiriman Desember 2020. Tambahan 1.200 ekor domba lainnya, telah dipesan PDS untuk pengiriman Januari 2021.

Sejumlah domba berada di kandang sebelum dikirim ke Brunei Darussalam melalui Bandara Udara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin 21 Desember 2020. Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian meluncurkan program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) dengan mengirim domba sebanyak 317 ekor per bulan dari total kuota 2.000 ekor. ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Sujatmiko, menyaksikan tibanya ekspor domba-domba dari Jawa Timur ini di Brunei International Airport Cargo Center.

"Apa yang kita saksikan hari ini membuktikan sekali lagi kualitas ternak Indonesia yang baik dan kompetitif, bahkan mampu menembus pasar Brunei yang selama ini didominasi oleh domba asal Australia. Lebih membanggakan lagi, ternak ini dihimpun dari peternak kecil, UMKM pertanian anggota dari Koperasi Cita Berdikari. Pengiriman ekspor ini tentunya mendukung pemberdayaan dan penguatan usaha mereka, terlebih di tengah lilitan krisis akibat Covid-19,’’ kata Duta Besar Sujatmiko.

Advertising
Advertising

Tibanya domba dari Indonesia ini, berkontribusi membantu masyarakat Brunei Darussalm akan kebutuhan daging segar. Selama masa pandemi Covid-19, Brunei tidak dapat mengirimkan inspektur halal ke luar negeri sehingga mengurangi masuknya daging impor.

“Selama beberapa bulan terakhir terasa kelangkaan, khususnya pada daging domba di Brunei. Di sinilah produk kita berperan memanfaatkan peluang sekaligus turut meringankan persoalan yang dihadapi,’’ kata Duta Besar Sujatmiko.

Pengiriman hewan hidup untuk ekspor bukan perkara mudah. Sujatmiko menjelaskan KBRI BSB ikut memonitor dan secara aktif berkonsultasi dengan pihak eksportir, importir, regulator/perizinan di kedua negara, pelaku industri daging, sampai penyedia jasa transportasi, untuk sama-sama mendorong kelancaran keseluruhan upaya.

Diperlukan rata-rata 1.500 ekor daging domba potong untuk memenuhi kebutuhan daging segar di Brunei Darussalam. Saat ini, daging kambing dan domba sangat sulit dicari di negara itu.

Jika pun ada, harganya sangat mahal atau hingga 2 kali lipat dari harga normal (mencapai BND 34 per kilogram atau Rp364 ribu). KBRI Brunei Darussalam dalam keterangan menyebut produksi dalam negeri tidak mencukupi untuk kebutuhan konsumsi normal. Walhasil, saat ini kebutuhan lebih diprioritaskan pada kegiatan keagamaan, seperti hari raya kurban dan aqiqah.

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

10 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

16 jam lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

6 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei Darussalam

8 hari lalu

Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei Darussalam

PT Pupuk Indonesia (persero) berinisiatif menjajaki pengembangan urea dan amonia bersama Brunei Fertilizer Industries Sdn Bhd (BFI).

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

10 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya