Pembunuhan Ilmuwan, Iran Tak Membalas Sebelum Biden Dilantik?

Jumat, 4 Desember 2020 17:00 WIB

Anggota pasukan Iran membawa peti mati ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh selama upacara pemakaman di Teheran, Iran 30 November 2020. Jenazah ilmuwan nuklir top Iran Dr. Mohsen Fakhrizadeh dimakamkan di luar masjid Imamzadeh Saleh di Teheran pada hari Senin 30 November, beberapa hari setelah dia ditembak mati di mobilnya. [Kementerian Pertahanan Iran / WANA (Kantor Berita Asia Barat) / Handout melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Iran diprediksi tidak mungkin membalas pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan terkemuka asal negara itu, sebelum pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden.

“Jika mereka ingin sanksi dilonggarkan, mereka tahu bahwa mereka membutuhkan semacam negosiasi setelah tanggal 20 Januari. Harusnya ada dalam pemikiran mereka kalau mereka tidak ingin melakukan tindakan apapun mulai sekarang sampai 20 Januari 2021, yang bisa membuat pelonggaran sanksi lebih sulit didapatkan,” kata Elliott Abrams, utusan Amerika Serikat untuk Iran dan Venezuela.

Pemakaman Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan terkemuka Iran dan kepala Organisasi Penelitian dan Inovasi Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran. Sumber: IRNA

Dalam sebuah wawancara, Abrams mengatakan Tehran sangat ingin sanksi-sanksi yang dijatuhkan pada negara itu dilonggarkan oleh Amerika Serikat dan ini akan masuk dalam perhitungan pengambilan keputusan menyusul pelantikan Biden pada 20 Januari mendatang.

Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan terhadap Fakhrizadeh, yang tewas dengan cara diberondong peluru. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak berkomentar atas pembunuhan ini.

Advertising
Advertising

Fakhrizadeh adalah ilmuwan terkemuka di Iran. Fakhrizadeh memiliki peran yang besar dalam berbagai proyek IPTEK Iran yang bertujuan damai, contoh terbaru kontribusi ilmiah Fakhrizadeh adalah pengembangan kit uji dan vaksin COVID-19 pertama di Iran, yang merupakan kontribusi besar bagi upaya negara itu dalam mengekang pandemi COVID-19.

Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Abrams mengatakan pemerintahan Trump telah berencana memperketat sanksi kepada Tehran pada mingu-minggu terakhir kekuasaan Trump. Namun saat yang sama, Washington juga mendesak Biden agar mengunci kesepakatan yang bisa mengurangi ancaman nuklir dan ancaman redgional yang diduga ditimbulkan oleh Iran.

Diharapkan sebuah negosiasi bisa dilakukan dengan Iran pada tahun depan dan sebuah kesepakatan bisa dikunci di bawah pemerintahan Biden.

Para ulama Iran sudah mengesampingkan negosiasi terkait program nuklir negara itu atau mengubah kebijakan regionalnya. Sebaliknya, Iran ingin ada sebuah perubahan dalam kebijakan Amerka Serikat, termasuk mencabut sanksi-sanksi.

Sumber: https://www.reuters.com/article/iran-nuclear-usa/iran-likely-to-hold-off-on-retaliation-over-scientists-killing-u-s-envoy-says-idUSKBN28D389

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

1 hari lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

2 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

2 hari lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

2 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

2 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

3 hari lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

3 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

3 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya