Cina Gunakan Stasiun Satelit di Australia untuk Misi Luar Angkasa
Senin, 21 September 2020 17:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan eksplorasi luar angkasa Swedish Space Corporation atau SSC mengatakan kontrak dengan pemerintah Cina meliputi misi ilmiah luar angkasa.
Ini termasuk penerbangan dengan pesawat luar angkasa berawak, telemetri, pelacakan, dan layanan perintah ke satelit.
SSC mengatakan tidak akan memperpanjang kontrak dengan pemerintah Cina karena adanya faktor ketegangan geopolitik di kawasan Asia Pasifik.
Stasiun bumi satelit ini milik dari anak perusahaan SSC yaitu SSC Space Australia.
Lokasi dari Yatharagga Satellite Station ini terletak sekitar 350 kilometer di utara dari Perth, Australia.
“Ekspansi kemampuan luar angkasa Cina, yang termasuk pembuatan jaringan satelit navigasi Beidou, menjadi salah satu sumber ketegangan antara Cina dan Amerika,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 21 September 2020.
Australia dan negara Eropa merupakan sekutu dekat Amerika Serikat. Sedangkan Cina sedang berkonflik dengan AS setiap bidang dari mulai isu pencurian teknologi dan hak paten, surplus perdagangan, hingga aktivitas militer Cina di Laut Cina Selatan.
Australia mengembangkan persekutuan dengan Amerika Serikat termasuk untuk riset eksplorasi luar angkasa, dan programnya.
Pada saat yang sama, Hubungan Australia mengalami ketegangan dengan Cina terkait pandemi Covid-19 dan larangan impor.
“Stasiun bumi satelit sangat penting bagi program luar angkasa karena menjadi penghubung telekomunikasi dengan pesawat luar angkasa dan satelit,” begitu dilansir Reuters.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-china-space-australia-exclusive/exclusive-china-to-lose-access-to-australian-space-tracking-station-idUSKCN26C0HM