Pasca Kudeta, Masa Transisi Mali Akan Berlangsung 1,5 Tahun

Minggu, 13 September 2020 13:23 WIB

Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita saat menghadiri KTT G5 Sahel di Nouakchott, Mauritania 30 Juni 2020. [Ludovic Marin / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Status Pemerintahan Mali pasca kudeta pada Agustus lalu kian jelas. Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, militer, politisi, dan lembaga masyarakat di Mali telah sepakat untuk mendorong masa transisi selama 1,5 tahun. Hal itu untuk memastikan reformasi Pemerintahan Mali berjalan jelas dan tertata.

Kesepakatan itu sendiri telah dimasukkan dalam sebuah road map yang menggarisbawahi apa saja yang harus dilakukan untuk mereformasi Pemerintahan Mali. Salah satu isinya berkaitan dengan pemilihan Pelaksana Tugas Presiden selama masa transisi. Untuk sementara ini, Mali dipimpin oleh Pemerintahan Militer yang menamainya dirinya Dewan Nasional untuk Pembebasan Rakyat Mali.

"Untuk kepala pemerintahan, presiden bisa berasal dari sipil atau militer. Figur yang terpilih akan memimpin selama periode transisi sebelum pemilihan umum digelar," ujar juru bicara dari perundingan reformasi Mali, Moussa Camara, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Ahad, 13 September 2020.

Moussa Camara melanjutkan bahwa pemilihan Pelaksana Tugas Presiden tidak akan melibatkan publik. Proses itu akan dilakukan oleh elektor yang sudah ditetapkan oleh Pemerintahan Militer Mali. Dengan kata lain, besar kemungkinan pelaksana tugas presiden akan berasal dari militer juga.

Prosedur tersebut tidak jauh berbeda dengan rancangan reformasi Pemerintahan Mali sebelumnya. Dalam rancangan tersebut, Pelaksana Tugas Presiden akan dipilih langsung oleh militer.

"Kami berkomitmen untuk memastikan semua resolusi yang kami buat untuk kepentingan masyarakat Mali. Langkah selanjutnya hanya tinggal kerja keras untuk mengimplementasikan resolusi itu," ujar Kolonoel Assimi Goita dari Dewan Nasional Pembebasan Rakyat Mali (CNSP).

Meski resolusi terbaru sudah ditetapkan, hal itu tidak disetujui secara mufakat. Dikutip dari Al Jazeera, sejumlah figur oposisi menentangnya. Beberapa hal yang dikeluhkan adalah durasi transisi dan bagaimana Pelaksana Tugas Presiden dipilih.

"Adalah masyarakat yang menjatuhkan mantan Presiden Ibrahim Boubacar Keita (lewat kudeta di Mali). Jadi, seharusnya pemimpin dipilih langsung oleh rakyat," ujar Youssouf Maiga, oposisi dari Keita.

ISTMAN MP | AL JAZEERA

News link: https://www.aljazeera.com/news/2020/09/mali-military-backs-18-month-transition-government-talks-close-200912191004885.html


Berita terkait

5 Destinasi Wisata Guinea di Barat Afrika

10 hari lalu

5 Destinasi Wisata Guinea di Barat Afrika

Mungkin masih sedikit yang mengenal Guinea di bagian barat Afrika, dengan kota terbesarnya adalah Conakry. Ini 5 destinasi wisata unggulannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

14 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

23 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

24 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

31 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

42 hari lalu

Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

Penelitian mengungkap dampak dari tambang mineral di Afrika untuk memenuhi ledakan teknologi hijau di dunia terhadap bangsa kera besar.

Baca Selengkapnya

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

51 hari lalu

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Dibesarkan dari Lahir, Singa Terkam Penjaga hingga Tewas

21 Februari 2024

Dibesarkan dari Lahir, Singa Terkam Penjaga hingga Tewas

Seekor singa jantan membunuh penjaga yang telah merawatnya dari bayi saat sedang diberi makan.

Baca Selengkapnya

Daya Tarik Malawi yang Baru Menerapkan Bebas Visa untuk 79 Negara

16 Februari 2024

Daya Tarik Malawi yang Baru Menerapkan Bebas Visa untuk 79 Negara

Baru-baru ini, Malawi menerapkan bebas visa masuk untuk 79 negara

Baca Selengkapnya

Mengaku Bawa Ikan Kering, Turis Amerika Ini Kedapatan Bawa Mumi Monyet dari Afrika

13 Februari 2024

Mengaku Bawa Ikan Kering, Turis Amerika Ini Kedapatan Bawa Mumi Monyet dari Afrika

Keberadaan bangkai monyet itu diketahui setelah seekor anjing Bea Cukai mengendus sesuatu yang tidak biasa di bagasi seorang pelancong dari Afrika.

Baca Selengkapnya