Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan). Reuters via Nikkei Asian Review
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Donald Trump menyebut Shinzo Abe sebagai Perdana Menteri terbaik yang pernah dimiliki Jepang . Hal itu ia sampaikan ketika berbincang dengan Shinzo Abe via sambungan telepon internasional pada Ahad kemarin waktu Amerika.
"Dia benar-benar sudah bekerja dengan fantastis dan hubungan kedua negara semakin erat berkatnya," ujar juru bicara Gedung Putih, Judd Deere, mengulang apa yang dinyatakan Donald Trump, Senin, 31 Agustus 2020.
Merespon pernyataan Donald Trump, Shinzo Abe dikatakan juga menyakinkannya bahwa hubungan antara Jepang dan Amerika tidak akan berubah. Shinzo Abe berkata, siapapun penggantinya nanti, aliansi Amerika dan Jepang akan tetap atau bahkan menjadi lebih kuat.
Dikutip dari kantor berita Reuters, percakapan antara Donald Trump dan Shinzo Abe tersebut berjalan selama kurang lebih 30 menit. Adapun tujuan dari telepon itu sendiri adalah untuk menjelaskan alasan di balik mundurnya Shinzo Abe dari posisi PM Jepang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Shinzo Abe memutuskan untuk mundur dari jabatannya pada pekan lalu. Peradangan usus besar yang ia derita selama belasan tahun menjadi penyebabnya. Shinzo Abe tidak ingin penyakit yang ia derita malah mengganggu jalannya pemerintahan Jepang karena dirinya tak bisa bekerja dengan maksimal.
Mundurnya Shinzo Abe sendiri sudah santer sejak pertengahan Agustus. Semua itu dipicu kabar pemeriksaannya di rumah sakit yang berlangsung selama tujuh jam. Semua mulai berspekulasi bahwa penyakit usus besarnya, yang sempat membuat Abe hanya menjadi PM selama setahun di tahun 2006, kembali kambuh.
Karean Shinzo Abe mengundurkan diri dari posisinya, maka pencarian penggantinya akan memakai mekanisme voting. Pencarian tersebut akan diawali dengan voting di dalam tubuh Partai Demokrat Liberal yang mengusungnya. Setelah itu, baru dilanjutkan dengan pemungutan suara di Parlemen Jepang.
Shinzo Abe akan tetap menjadi PM Jepang hingga penggantinya ditemukan. Adapun salah satu kandidat kuat penggantinya adalah Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.
