Kisah Kapal Rusia Bawa 2.750 Ton Amonium Nitrat ke Mozambik Singgah di Beirut

Kamis, 6 Agustus 2020 09:32 WIB

Gambar kombinasi menunjukkan pemandangan pelabuhan Beirut, Lebanon, sebelum ledakan pada 22 Agustus 2019 (kiri) dan setelah ledakan pada 5 Agustus 2020. Ledakan dahsyat di sebuah gudang penyimpanan ini menewaskan sedikitnya 135 orang. REUTERS/Mohamed Azakir

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal Rusia MV Rhosus memulai pelayarannya membawa 2.750 ton amonium nitrat dari pelabuhan di Batumi, Georgia dengan tujuan akhir Mozambik di satu hari tahun 2013.

Kapten kapal Boris Prokoshev menggunakan bendera Moldova singgah di Yunani untuk mengisi bahan bakar.

Saat itulah pemilik kapal mengatakan kepada kru kapal berkewarganegaraan Rusia dan Ukraina bahwa dia kehabisan uang, sehingga mereka perlu mengambil kargo tambahan untuk membiaya perjalanan mereka. Inilah yang membawa kapal singgah ke Beirut, seperti dilaporkan CNN, 6 Agustus 2020.

Baca juga: Ledakan di Beirut Dibandingkan Bom Atom Hiroshima Nagasaki

Pemilik kapal sebuah perusahaan bernama Teto Shipping. Pemilik perusahaan itu seorang Rusia bernama Igor Grechushkin yang tinggal di Siprus.

Advertising
Advertising

Setibanya di Beirut, otoritas pelabuhan menahan MV Rhosus karena pelanggaran berat dalam mengoperasikan kapal. Kapal ini tidak membayar biaya yang diwajibkan oleh pelabuhan Beirut.

Selain itu, awak kapal warga Rusia dan Ukraina mengadukan nasib mereka yang tidak digaji secara layak dan tanpa disediakan makanan dan air secara layak.

Menurut Prokoshev, para pelaut itu selama 11 bulan berada di dalam kapal.

"Saya menulis kepada Putin (Presiden Rusia Vladimir Putin-Red) setiap hari... akhirnya kami terpaksa menjual bahan bakar dan menggunakan uangnya untuk menyewa penagcara karena tidak ada bantuan, pemilik bahkan tidak memberi kami makanan atau air," kata Prokoshev dalam wawancara dengan Echo Moscow, 5 Agustus 2020.

Menurut Serikat Pekerja Laut Rusia, sejumlah awak warga Rusia kemudian direpatriasi ke negara mereka tanpa menerima gaji.

Sementara amonium nitrat yang ada di dalam kapal tidak diizinkan otoritas pelabuhan Beirut untuk dikeluarkan atau dpindahkan ke kapal lainnya.

Bea Cukai Lebanon pada tahun 2017 membawa masalah amonium nitrat yang teronggok di dalam kapal Rusia itu ke pengadilan. Bea Cukai meminta izin agar amonium nitrat dipindahkan dari kapal MV Rhosus ke hangar Bea Cukai di pelabuhan Beirut.

Bahkan Bea Cukai menawarkan amonium nitrat itu dijual ke militer Lebanon.

Bea Cukai yang sudah melayangkan enam surat ke pengadilan tidak mendapat tanggapan apapun.

Namun Direktur Jenderal Pelabuhan Beirut , Hassan Kraytem mengatakan kepada televisi setempat, OTV bahwa amonium nitrat telah dipindahkan ke gudang di pelabuhan Beirut sesuai perintah pengadilan.

Beberapa jam sebelum terjadi ledakan, petugas keamanan negara memperbaiki pintu gudang penyimpanan amonium nitrat di pelabuhan Beirut.

Berita terkait

Resmikan PT KAN, Jokowi: Impor Amonium Nitrat Nasional Bisa Berkurang

56 hari lalu

Resmikan PT KAN, Jokowi: Impor Amonium Nitrat Nasional Bisa Berkurang

Jokowi mengungkapkan pabrik PT Kaltim Amonium Nitrat yang diresmikan pada hari ini bisa mendorong produksi pupuk nasional.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Pabrik Amonium Nitrat Rp 1,2 Triliun di Bontang

56 hari lalu

Jokowi Resmikan Pabrik Amonium Nitrat Rp 1,2 Triliun di Bontang

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) di Kota Bontang. Nilai investasi Rp 1,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Salah Sasaran, Houthi Serang Kapal Tanker Angkut Minyak Rusia

13 Januari 2024

Salah Sasaran, Houthi Serang Kapal Tanker Angkut Minyak Rusia

Militan Houthi menembakkan rudal ke kapal tanker yang sedang mengangkut minyak Rusia.

Baca Selengkapnya

30 Ton Bahan Kimia Peledak Hilang dalam Ekspedisi Kereta Amerika Serikat

23 Mei 2023

30 Ton Bahan Kimia Peledak Hilang dalam Ekspedisi Kereta Amerika Serikat

Sekitar 30 ton amonium nitrat, bahan kimia pupuk dan bahan baku peledak, hilang dalam pengiriman via kereta di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Raup Laba Rp 6,17 Triliun, Dirut Pupuk Kaltim: Tiga Kali Lipat Lebih dari Target

24 Maret 2022

Raup Laba Rp 6,17 Triliun, Dirut Pupuk Kaltim: Tiga Kali Lipat Lebih dari Target

Dirut Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan pandemi tidak terlalu memengaruhi kinerja perusahaan baik dari sisi laba, produksi, dan penjualan.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Lebanon Sarankan Gubernur Bank Sentral Tak Mundur

28 Desember 2021

Perdana Menteri Lebanon Sarankan Gubernur Bank Sentral Tak Mundur

Gubernur Bank Sentral Lebonon disarankan tidak tetap berada dalam jabatannya kendati sedang dalam penyelidikan atas dugaan penggelapan.

Baca Selengkapnya

Rusia Kirim Citra Satelit Sebelum dan Sesudah Ledakan di Beirut ke Lebanon

22 November 2021

Rusia Kirim Citra Satelit Sebelum dan Sesudah Ledakan di Beirut ke Lebanon

Rusia telah mengirim Lebanon citra satelit yang dimilikinya untuk gambar sebelum dan sesudah ledakan di Beirut tahun lalu untuk membantu penyelidikan.

Baca Selengkapnya

Penembakan Terjadi Saat Unjuk Rasa di Lebanon, Lima Anggota Syiah Tewas

14 Oktober 2021

Penembakan Terjadi Saat Unjuk Rasa di Lebanon, Lima Anggota Syiah Tewas

Lima orang Syiah Lebanon tewas saat tembakan mewarnai protes pencopotan hakim yang menyelidiki ledakan pelabuhan Beirut.

Baca Selengkapnya

Ledakan di Beirut, Saksi Mengaku Dapat Ancaman

30 September 2021

Ledakan di Beirut, Saksi Mengaku Dapat Ancaman

Seorang saksi mengaku diancam bakal dicoret dari daftar pemberi kesaksian dalam investigasi ledakan di Beirut.

Baca Selengkapnya

Ledakan di Beirut, Warga Marah Investigasi Belum Selesai

30 September 2021

Ledakan di Beirut, Warga Marah Investigasi Belum Selesai

Keluarga korban ledakan di Beirut, marah karena investigasi terus tertunda-tunda sehingga belum ada yang dibawa ke pengadilan.

Baca Selengkapnya