Eksklusif- Kemiskinan di Jepang Hapus Era 100 Juta Kelas Menengah

Sabtu, 11 Juli 2020 10:30 WIB

Aktivis Oxfam melakukan demonstrasi yang menuntut sedikit kemiskinan dan ketidaksetaraan dari KTT G-20 dengan mengenakan topeng tokoh-tokoh pemimpin negara, (ki-ka) Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe , Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Italia Paolo Gentiloni dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma di Hamburg, Jerman utara, 6 Juli 2017. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pakar sosiologi, Kenji Hashimoto, profesor di Waseda University, mengatakan era 100 juta total kelas menengah Jepang telah hilang seiring meningkatnya angka kemiskinan. Dia memperingatkan bahwa tidak hanya kesenjangan tetapi juga masyarakat kelas yang sedang muncul.

Menurut dia, masyarakat di Jepang terbagi menjadi 5 kategori. Sebanyak 4% adalah kelas kapitalis yang pendapatan tahunan rumah tangganya melampaui 10 juta yen (Rp 1343 juta). Kedua, satu dari lima orang tergolong dalam kelas menengah baru. Biasanya mereka adalah seorang profesional atau manajer yang pendapatan rumah tangganya mendekati 8 juta yen (Rp 1075 juta).

Selanjutnya, sekitar setengahnya adalah kelas pekerja penuh waktu maupun kelas menengah tua yang sedang mengalami penurunan. Pendapatan rumah tangga mereka sekitar 6 juta (Rp 806 juta). Terakhir, kelas bawah. Biasanya adalah pekerja non-formal. Setiap tahunnya berpenghasilan hanya 3,4 juta yen (Rp 457 juta). Jumlah kategori ini sudah bertambah sampai 9 juta orang.

Dari perspektif global, diketahui bahwa Amerika Serikat dihadapkan dengan polarisasi pendapatan, Inggris selalu menjadi masyarakat yang dipisahkan oleh kelas, dan Prancis belakangan ini menyaksikan gerakan Rompi Kuning. Yang kurang dikenal adalah Jepang yang menjadi negeri dengan kemiskinan yang meluas.

Menurut statistik terkini Organisasi Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD, tingkat kemiskinan (kemiskinan relatif yang berarti pendapatan rumah tangga di bawah setengah pendapatan rata-rata di negerinya, yaitu, 1,22 juta yen atau 161 juta rupiah) mencapai 15,7%. Angka ini adalah angka tertinggi kedua di antara anggota G7 setelah Amerika Serikat, sekaligus lebih tinggi dari negeri-negeri lain seperti Inggris, Italia dan Kanada.

Advertising
Advertising

Yang lebih mengejutkan, tingkat kemiskinan anak-anak Jepang mencapai 13,9%, artinya ada satu anak miskin di setiap tujuh anak. Selanjutnya, lebih dari 50% anak-anak di keluarga orang tua tunggal menderita kemiskinan. Angkanya menonjol di antara para anggota OECD.

Ketika negara-negara Barat menetapkan garis kemiskinan atau mengendalikan populasi miskin, Jepang bahkan tidak melihat atau menyembunyikan orang miskin.

TAKEHIRO MASUTOMO, TOKYO

Berita terkait

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

14 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

15 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

1 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

2 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

2 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

2 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

3 hari lalu

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

Airlangga membahas terkait komitmen Indonesia dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan di pertemuan OECD.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

3 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya