Uji Hydroxychloroquine Berpotensi Dilanjutkan WHO

Selasa, 26 Mei 2020 11:08 WIB

Hydroxychloroquine. Obat malaria dan radang sendi ini di antara sejumlah obat yang diuji klinis kepada pasien Covid-19 di sejumlah negara. ANTARA/Shutterstock/am

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, memutuskan untuk menghentikan penelitian penggunaan Hydroxychloroquine untuk pasien virus Corona (COVID-19). Hal tersebut menyusul hasil penelitian terbaru yang mengkonfirmasi ketakutan para ahli medis bahwa hydroxychloroquine bukannya berpotensi memulihkan kondisi pasien Corona, tetapi memperburuknya.

Meski memutuskan untuk menghentikan penelitian Hydroxychloroquine, WHO tidak menutup kemungkinan penelitian itu dilanjutkan lagi. Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan evaluasi independen tengah dilakukan untuk memeriksa kembali data-data terkait penggunaan Hydroxychloroquine untuk pasien Corona.

"Dewan eksekutif (hanya) menghentikan sementara penelitian Hydroxychloroquine sementara Dewan Pengawasan Keamanan Data tengah memeriksa data yang sudah ada," ujar Ghebreyesus sebagaiaman dikutip dari CNN, Selasa, 26 Mei 2020.

Sebelumnya, berbagai pakar medis sudah mewanti-wanti agar Hydroxychloroquine, yang merupakan obat malaria, untuk tidak digunakan terhadap pasien virus Corona. Sebeb, penelitian awal menunjukkan penggunaan obat tersebut tergolong beresiko. Salah satu yang mungkin terjadi, selain gejala Corona yang memburuk, adalah gagal jantung.

Walau sejumlah pakar medis sudah mewanti-wanti, penelitian Hydroxychloroquine untuk pasien virus Corona tetap digelar. Sebab, ada juga data penelitian yang mengatakan bahwa obat itu, seburuk-buruknya, tidak memberikan dampak apapun terhadap pasien Corona. Alhasil, penelitian penggunaan Hydroxychloroquine untuk mengobati gejala Corona pun digencarkan. Harapannya, jika terbukti bisa dipakai, maka warga akan memiliki alternatif pengobatan hingga vaksin virus Corona selesai dibuat.

Penggunaan Hydroxychloroquine makin kuat ketika pemimpin negara menggunakannya. Salah satunya adalah Presiden Amerika, Donald Trump. Trump mengaku sudah mengkonsumsi Hydroxychloroquine selama beberapa pekan terakhir. Ia mengkonsumsinya setiap hari. Selain Trump, Presiden Brazil Jair Bolsonaro juga mendukung penggunaannya.

"Saya bisa mengatakan bahwa Hydroxychloroquine, secara umum, aman digunakan untuk pasien dengan penyakit auto-immune atau malaria," ujar Ghebreyesus menegaskan.

Menanggapi keputusan WHO, Pemerintahan Bolsonaro memutuskan untuk tidak menghentikan penggunaan Hydroxychloroquine terhadap pasien virus Corona (COVID-19). Hal tersebut ditegaskan kembali oleh Kementerian Kesehatan Brazil.

"Kami tetap tenang dan tidak akan ada perubahan," ujar keterangan pers Kementerian Kesehatan Brazil.

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

31 menit lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

19 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

4 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya