Longgarkan Lockdown Corona, Inggris: Hindari Transportasi Publik

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 18 Mei 2020 07:01 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama pidato kenegaraan dari Downing Street No 10 di tengah wabah penyakit virus corona masih berlanjut, London, Inggris, 10 Mei 2020. [Andrew Parsons / No 10 Downing Street / Handout melalui REUTERS]

TEMPO.CO, London – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan dia mengakui publik merasa frustrasi dengan kebijakan pemerintah terkait melonggarkan pembatasan selama lockdown dalam penanganan wabah virus Corona atau Covid-19.

“Kita berusaha melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya yaitu mengeluarkan negara dari kondisi lockdown penuh dengan cara yang aman dan tidak berisiko mengorbankan hasil kerja keras kita,” kata Johnson kepada Mail Sunday seperti dikutip Reuters pada Ahad, 17 Mei 2020.

Boris Johnson mengatakan pemerintah meminta masyarakat mengikuti aturan baru selama masa pelonggaran ini yang lebih kompleks dari kondisi sebelumnya.

“Saya menyadari apa yang kami minta saat ini lebih kompleks daripada tinggal di rumah saja. Tapi ini masalah yang kompleks dan kita perlu percaya pada akal sehat rakyat Inggris,” kata Boris Johnson.

Sebanyak 34.466 orang telah meninggal akibat infeksi virus Corona di Inggris.

Advertising
Advertising

Situs Johns Hopkins University melansir Inggris menempati urutan ketiga terbesar dunia atau pertama di Eropa untuk jumlah korban terinfeksi virus Corona yaitu sekitar 241 ribu orang.

Urutan pertama di dunia ditempati Amerika Serikat dan diikuti Rusia.

Kebijakan larangan kegiatan sosial dan ekonomi di Inggris berdampak pada turunnya pertumbuhan perekonomian.

Pada Rabu kemarin, Inggris memulai pelonggaran atas aturan pembatasan terkait virus Corona.

Orang-orang yang tidak bisa bekerja dari rumah agar kembali ke tempat kerjanya.

Namun, pejabat pemerintah meminta mereka untuk menghindari penggunaan transportasi publik sebisa mungkin.

Operator transportasi diminta untuk membatasi jumlah penumpang agar tidak berdekatan satu sama lain sehingga berpotensi tertular virus Corona.

“Saya paham rakyat akan merasa frustrasi dengan sejumlah aturan baru yang dibuat pemerintah,” kata Boris Johnson.

Namun, pelonggaran ini tidak berlaku di Skotlandia, Wales, atau Irlandia Utara, yang status semi-otonom pemerintahnya belum melonggarkan lockdown.

Data pada pekan lalu menunjukkan perekonomian turun 5.8 persen pada Maret.

Bank sentral Bank of England mengatakan ekonomi bisa mengalami kontraksi hingga 25 persen pada periode April – Juni.

Pemerintah Inggris berusaha mengaktifkan kembali ekonomi tanpa memicu terjadinya gelombang kedua infeksi virus Corona.

Menteri Kantor Kabinet, Michael Gove, mengatakan pemerintah sedang merekrut sekitar 18 ribu petugas pelacak kontak.

Petugas ini bertugas mengidentifikasikan kontak dari orang-orang yang positif terinfeksi virus Corona. Saat ini, pemerintah telah merekrut sekitar 17.200 orang.

Tabloid Sun melaporkan Johnson mengatakan kepada Partai Konservatif bahwa dia ingin publik kembali ke situasi mendekati normal pada Juli.

Namun, ini tergantung pada sikap publik apakah mengikuti aturan saat pelonggaran lockdown virus Corona, yang dibuat pemerintah.

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

19 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

1 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

3 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

4 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

5 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya