Virus Corona, Ahli Jepang Khawatir Rumah Sakit Kewalahan

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 20 April 2020 20:31 WIB

Seorang pria yang memakai masker setelah wabah penyakit virus Corona (COVID-19) pecah, berjalan melewati layar besar yang melaporkan kematian komedian Jepang Ken Shimura, yang dirawat di rumah sakit setelah terinfeksi dengan virus Corona, di Osaka, Jepang bagian barat 30 Maret 2020, dalam foto ini diambil oleh Kyodo.[Kyodo / via REUTERS]

TEMPO.CO, Tokyo – Otoritas kesehatan Jepang mengatakan jumlah kasus infeksi virus Corona telah melampaui 10 ribu kasus.

Wabah virus Corona di Jepang relatif lebih rendah dibandingkan sejumlah negara maju di Eropa dan Amerika Serikat.

Namun, penyebaran COVID-19 ini di Jepang relatif cukup pesat belakangan ini seperti di Cina, India dan Korea Selatan.

“Jumlah kasus infeksi mencapai 10.751 orang dan sebanyak 171 orang meninggal,” begitu dilansir Channel News Asia pada Senin, 20 April 2020.

Perdana Menteri Jepang, Abe Shinzo, telah menyatakan negara dalam keadaan darurat pada pekan lalu setelah sepekan sebelumnya hanya menyatakan tujuh wilayah mendapat status darurat seperti Tokyo dan Osaka.

Advertising
Advertising

Abe telah meminta masyarakat mematuhi arahan pemerintah agar tinggal di rumah sebanyak mungkin dan menghindari kontak antarsesama.

Jumlah penumpang di stasiun kereta api bawah tanah, yang biasanya sangat penuh, juga telah turun drastis.

“Sistem layanan kesehatan terancam gagal di banyak lokasi di Jepang,” kata Kentaro Iwata, seorang spesialis penyakit menular dari Kobe University seperti dilansir Channel News Asia pada Senin, 20 April 2020.

Meski menyatakan status darurat dan bakal membagikan sekitar Rp15 juta untuk setiap orang dewasa selama masa pandemi virus Corona ini, pemerintah Jepang belum menutup mayoritas kegiatan usaha yang rawan menjadi tempat penyebaran virus Corona.

Ini terlihat masih banyak toko dan restoran yang buka seperti biasa.

Iwata mengatakan pendekatan pelacakan klaster penyebaran virus Corona berhasil dilakukan di awal karena jumlah kasus relatif sedikit.

Namun, ini tidak memungkinkan ketika wabah mulai menyebar. Iwata meminta pemerintah mengubah strategi baru.

Namun, kata Iwata, pemerintah dikenal kurang pandai mengembangkan Rencana B. Ini terjadi karena membuat Rencana B berarti mengakui Rencana A tidak berjalan efektif.

Presiden Asosiasi Medis Tokyo, Haruo Ozaki, mengatakan kamar dan tempat tidur pasien virus Corona nyaris penuh. Dia meminta penambahan tempat tidur pasien baru karena kasus baru terus bermunculan. Menurut dia, kasus infeksi virus Corona menyebar lebih cepat dibandingkan kesiapan rumah sakit menangani pasien yang muncul.

Data dari Johns Hopkins University menunjukkan Jepang memiliki 11 ribu kasus infeksi virus Corona. Sebanyak 1.159 kasus berhasil sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan 236 orang meninggal dunia.

Berita terkait

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

1 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

1 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

2 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

2 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

2 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

3 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya