Cina Jawab Trump Soal Asal Virus Corona dari Wuhan

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 17 April 2020 15:30 WIB

Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung melakukan tes swab virus Corona kepada pekerja konstruksi untuk uji asam nukleat di Wuhan, Provinsi Hubei, 7 April 2020.[China Daily/REUTERS]

TEMPO.CO, Beijing – Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan pejabat Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyimpulkan tidak ada bukti virus Corona atau COVID-19 berasal dari laboratorium di negaranya.

Virus Corona ini telah menginfeksi sekitar 2.1 juta orang di 185 negara dengan 144 ribu. Sebanyak 540 ribu orang telah sembuh.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian mengatakan ini menanggapi tuduhan dari Amerika Serikat bahwa virus Corona ini berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina bagian tengah.

Ini merupakan lokasi yang menjadi tempat pertama menyebarnya pandemi Corona pada Desember 2019.

Presiden AS Donald Trump, mengatakan pemerintahannya berupaya memastikan apakah virus Corona berasal dari laboratorium biologis di Wuhan.

Advertising
Advertising

Sedangkan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan Beijing perlu bersikap terbuka soal apa yang mereka ketahui.

Jenderal Mark Milley, Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan virus Corona terjadi secara alamiah dan bukan dibuat di laboratorium. Namun, dia mengakui tidak ada kepastian soal ini.

“Kami melakukan pemeriksaan menyeluruh mengenai situasi buruk yang terjadi ini,” kata Trump.

Pada Selasa, Trump mengumumkan penghentian dana untuk WHO. Ini dilakukan untuk mengetahui peran WHO yang dianggap keliru dalam mengelola penanganan wabah ini dan berupaya menutupi penyebarannya.

AS merupakan negara donor terbesar di dunia untuk WHO, yang telah memberi dana US$400 juta atau sekitar Rp6.2 triliun. Ini setara 15 persen dari total dana tahunan WHO.

Keputusan Trump ini mendapat kecaman dari berbagai negara dan institusi. Presiden Asosiasi Medis Amerika, Patrice Harris, mengatakan itu langkah berbahaya dan arah yang keliru, yang tidak akan membuat upaya mengalahkan virus Corona atau COVID-19 lebih mudah. Dia meminta Trump memikir ulang keputusannya itu. Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengatakan saat ini bukan waktunya untuk mengurangi sumber daya operasi dari WHO.

Berita terkait

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

56 menit lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya