Diisukan Mogok Makan, Suu Kyi Sehat

Reporter

Editor

Senin, 1 September 2008 15:45 WIB

TEMPO Interaktif, Rangon : Pemimpin oposisi Burma Aung San Suu Kyi mengaku sehat meski berat badannya menurun. Akan tetapi, belum bisa dipastikan apakah Suu Kyi melakukan mogok makan.

Pengacara Suu Kyi, Kyi Win, megatakan hal itu kepada wartawan setelah mengunjungi Suu Kyi di tahanan rumah, Senin (1/9). Kyi Win menemui Suu Kyi selama 30 menit untuk menunjukkan rancangan surat banding terkait penahanan rumah yang dikenai Suu Kyi selama 19 tahun terakhir.

Para pemimpin oposisi di pengasingan memperkirakan Suu Kyi mogok makan. Akan tetapi, Kyi Win tidak mau berkomentar mengenai masalah tersebut.

Menurut partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), pemimpin oposisi Burma berusia 63 tahun tersebut tidak mengambil pasokan makanan selama dua pekan sebelumnya. Akan tetapi, NLD tidak bisa memastikan mengenai selentingan bahwa Suu Kyi mogok makan.

"Ia mengatakan dirinya dalam kondisi sehat. Tetapi berat badannya turun," ujar Kyi Win. "Ia mengatakan kepada saya, 'Saya sedikit lelah dan butuh istirahat'."

Pengacara dan dokter pribadi Suu Kyi, Tin Myo Win, diperbolehkan bertemu Suu Kyi pada 17 Agustus. Saat itu, Suu Kyi menjalani pemeriksaan kesehatan. Suu Kyi pun bertemu dengan pengacaranya pada 8 Agustus.

Dokter itu sendiri enggan berbicara dengan wartawan. Akan tetapi, seorang diplomat asing yang bertemu dengannya pekan lalu mengatakan bahwa Tin Myo Win sangat hati-hati dengan spekulasi soal mogok makan.

"Kita tidak bisa mengonfirmasikan apapun," ujar diplomat tersebut kepada AFP. "Saya rasa ia tidak mogok makan."

Dokter tersebut menyatakan kesehatan Suu Kyi baik dan Suu Kyi tidak mengajukan permintaan khusus kecuali diperbolehkan bertemu dengan pengacaranya. Suu Kyi baru diperbolehkan bertemu dengan pengacaranya bulan lalu sejak 2004.

AFP | Kodrat Setiawan

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.

Baca Selengkapnya